Ketua Program Studi Doktor Ilmu Sosial Undip Drs. Yuwanto, M.Si., Ph.D menyayangkan, jika saat ini Pemerintah Indonesia masih menjadikan cukai rokok andalan pendapatan negara. Sudah saatnya, negara tidak terus bergantung pada cukai rokok.
- Yuwanto : Ada Makna Tersirat dari Rembug ‘Ngelakoni, Ngompeni’ Ahmad Lutfhi
- 100 Hari Pimpin Pemerintahan, Analis Undip Nilai Kerja Prabowo-Gibran
- Pakar Politik Undip : Demokrasi Suatu Keniscayaan
Baca Juga
"Saya menyesalkan kalau pemerintah masih menggunakan cukai rokok sebagai instrumen andalan pendapatan negara , itu ndeso. Banyak negara lain yang sudah tidak mengandalkan pendapatan negara dari cukai rokok," tegas Yuwanto, saat Program Acara Bincang Pagi bertajuk Never the End : Diplomasi Tembakau, Rokok, serta Cukai, di Radio Suara Kota Wali (RSKW) 104.8 FM, Rabu ( 27/10).
Acara yang disiarkan langsung via live streaming youtube ini juga dihadiri narasumber Wakil Direktur 2 Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes) Dr. Eko Handoyo, M.Si, dan dipandu Jayanto Arus Adi dari Dewan Pers.
Jika terus mengandalkan cukai rokok, menurut Yuwanto, negara bukan hanya tidak konsisten, tapi juga mengorbankan kesehatan rakyatnya, bahkan membayar harga yang jauh lebih mahal dari pendapatan cukai rokok.
‘’Ini tantangan bagi pemerintah, sebab negara kita sangat kaya raya dan pemerintah seharusnya bisa lebih berkreatif mencari sumber-sumber pendapatan lain,’’ ungkapnya.
Eko Handoyo menambahkan, kenaikan cukai rokok, salah satunya bertujuan agar dapat berkontribusi pada pendapatan negara bisa tinggi dan juga untuk pajak.
"Kenaikan cukai bertujuan untuk kontribusi pada pendapatan negara bisa lebih tinggi, juga untuk pajak. Tujuannya, untuk menekan jumlah perokok. Namun konsumen malah mencari alternatif rokok lain seperti rokok ilegal tanpa cukai resmi. Meskipun rokok ilegal terus disita oleh Bea Cukai, namun fakanya masih terus ada dan sulit diberantas,’’ papar Eko Handoyo.
- Yuwanto : Ada Makna Tersirat dari Rembug ‘Ngelakoni, Ngompeni’ Ahmad Lutfhi
- 100 Hari Pimpin Pemerintahan, Analis Undip Nilai Kerja Prabowo-Gibran
- Pakar Politik Undip : Demokrasi Suatu Keniscayaan