Partai Bulan Bintang (PBB) tampaknya bakal meninggalÂkan parpol koalisi pengusung capres-cawapres Prabowo-Sandiaga Uno. Dalam waktu dekat, PBB akan deklarasi dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019.
- Lolos Evaluasi Kinerja, 62 Panwaslucam Terpilih Kembali
- SBY Merasa Dihajar Lawan Politiknya
- Fokus Purworejo 2, Gerinda Banyak Dilirik Parpol Lain untuk Berkoalisi
Baca Juga
"Nanti PBB akan bersikap, tapi prinsipnya, kader-kader PBB lebih sreg dengan pasanÂgan yang ada ulamanya," kata Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.
Dia menegaskan, PBB akan tetap berpegangteguh pada hasil ijtima ulama yang merekomenÂdasikan Prabowo berpasangan dengan Habib Salim Segaf Aljufri atau Ustaz Abdul Somad.
Namun, dalam perjalanannya, Prabowo tidak mengikuti rekoÂmendasi tersebut dan memilih Sandiaga Uno. Sementara itu, Jokowi justru memilih Rais 'Am PBNU yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin.
Yusril mengapresiasi langkah Jokowi yang memilih Ma'ruf Amin. Menurut dia, Ma'ruf adalah ulama besar yang memeÂgang kendali atas ormas besar di Indonesia.
"Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin adalah pasangan ulama-umaro," tegasnya.
Ketua bidang Pemenangan Presiden PBB, Sukmo Harsono mengaku telah menjalin koÂmunikasi intens dengan parpol pengusung Jokowi. Namun seÂjauh ini, komunikasi itu belum membahas arah koalisi.
Sukmo mengatakan, suara internal partai beragam dalam menentukan sikap untuk pilpres. Ada yang meminta partai untuk mendukung Jokowi. Tapi ada juga yang menyerahkan kepuÂtusan kepada ketum dan majelis syura partai.
"Jumlahnya pun hampir imÂbang," kata Sukmo.
Apapun keputusannya nanti, Sukmo yakin tidak akan ditingÂgalkan para pemilih setia dan anggotanya. Mereka tetap akan loyal terhadap partai dan memaÂtuhi apapun keputusan PBB. Ia meminta kepada seluruh penÂgurus untuk sabar menunggu keputusan terbaru.
"Tunggu saja dalam tiga atau lima hari ke depan. Insya Allah akan ada keputusan PBB untuk Pilpres 2019," ungkapnya.
Sekertaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, Hasto Kristiyanto membenarkan, hingga saat ini 9 parpol koalisi terus menjalin komunikasi dengan parpol lain. Termasuk PBB yang sampai saat ini belum bersikap soal pilpres.
Hasto mengatakan, hubunganantara PDIP dengan PBB sejak daÂhulu sangat harmonis. Pasalnya, Yusril pernah menjadi anak buah Megawati Soekarnoputri sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada 2001-2004.
Kedekatan tersebut menjadiÂkan PDIP selalu menaruh horÂmat dan respek kepada Yusril. Contohnya ketika PBB ada masalah di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Banteng secara spontan menawarkan bantuan untuk advokasi.
"Beliau merupakan sosok pakar hukum yang sangat memahami hukum. Kami memiliki respek terhadap hal tersebut," ujar Hasto, kemarin.
Namun, Hasto membantah jika komunikasi dengan Yusril selama ini membicarakan arah dukungan PBB pada pilpres 2019. Ia menyambut baik jikaada pihak lain yang akan memberikan dukungan kepada Jokowi-Maruf Amin.
Seperti diketahui, pasca pendaftaran pasangan capres dan cawapres, Yusril sempat beÂberapa kali mengungkapkan isi hatinya. Dalam curhatannya, Yusril terang-terangan menÂgaku kecewa dengan Prabowo dan parpol koalisi pengusungÂnya. ***
- Ahok: Ganjar-Mahfud Terpilih Maka Koruptor Tak Berani Macam-macam
- TGB Berbelok, Pendukung Jokowi Senang Alumni 212 Terdegradasi
- Terkait Aturan Pilkada, Sekretaris PDIP Grobogan: Apapun Keputusannya PDIP Siap