Young Leader POV GIHN 2024 UKSW: Ukir Masa Depan Dengan Kegigihan, Kreativitas Dan Keimanan

Tiga Sosok Dengan Latar Belakang Yang Berbeda Dipertemukan Dalam "Young Leader POV" Yang Merupakan Bagian Dari Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) 2024. Erna Yunus B/RMOLJawaTengah
Tiga Sosok Dengan Latar Belakang Yang Berbeda Dipertemukan Dalam "Young Leader POV" Yang Merupakan Bagian Dari Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) 2024. Erna Yunus B/RMOLJawaTengah

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menunjukkan komitmennya dalam membentuk pemimpin masa depan melalui Young Leader POV yang merupakan bagian dari Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) 2024 


Tiga sosok dengan latar belakang yang berbeda dipertemukan dengan menyuguhkan inspiratif untuk berbagi pengalaman dan wawasan kepada generasi muda.

Ketiganya adalah Diaspora dan Ilmuwan Neurosains di Institute for Leadership, Innovation, and Advancement Universiti Brunei Darussalam dr. Rizki Edmi Edison, Ph.D, Influencer, Content Creator Andovi Da Lopez, serta Vice President Strategic Business Development Group PT Inti Persero Feris Ardianto, S.Mn., RFP., CIBA.

Dimoderatori Timothy Marbun, ketiganya berbicara mengenai perjalanan mereka dan memberikan motivasi yang mendalam bagi para peserta.

Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., menyampaikan apresiasinya kepada para pembicara yang telah berbagi pengalaman berharga dengan mahasiswa UKSW. I

"Saya berharap mahasiswa bisa terinspirasi dan termotivasi untuk mempraktikkan contoh-contoh best practice yang telah disampaikan," kata Intiyas, Jum'at (28/06).

Meski pun, lanjut dia, UKSW berada di kota kecil Salatiga di lereng Gunung Merbabu dengan mahasiswa berasal dari seluruh Indonesia, Rektor Intiyas berharap mereka menjadi alumni yang tangguh dan memiliki daya banting tinggi, tidak mudah patah dan rapuh. Ia yakin hal tersebut bisa dicapai dengan memulai dari diri sendiri dan terus belajar.

"Mahasiswa tidak perlu menjadi ahli di semua bidang, tetapi penting untuk tetap spesifik dan terbuka terhadap ilmu lain," ungkapnya. 

Sementara dari perbincangan tiga tokoh, dr. Edmi, diaspora dan ilmuwan neurosains di Institute for Leadership, Innovation, and Advancement Universiti Brunei Darussalam, memulai sesi dengan berbagi perjalanan hidupnya yang penuh liku.

Dikenal juga sebagai Direktur Neuroscience Institute di Universitas Prima Indonesia, dr. Edmi menekankan pentingnya memahami dan mendalami suatu bidang dengan serius.

dr. Edmi, yang pernah mengalami masa-masa sulit dengan IPK rendah yaitu 1.8, kini menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa. dr. Edmi kemudian belajar dengan keras dan bertahap meningkatkan IPK-nya hingga akhirnya lulus sebagai sarjana kedokteran.

Kecintaannya pada studi tentang otak manusia membawanya ke Jepang, di mana ia berhasil menjadi dokter pada usia 25 tahun dan meraih gelar Ph.D., pada usia 29 tahun. dr. Edmi menekankan pentingnya fokus dan menjadi ahli di bidang tertentu serta mengingatkan bahwa Tuhan memiliki cara sendiri dalam menjawab doa dan usaha manusia.

“Temukan apa yang bisa menjadi passion kalian dengan pergaulan luas dan wawasan yang mendalam,” pesannya.

Sedangkan Andovi Da Lopez, content creator terkenal dan co-founder Hatching Academy, membawa perspektif yang berbeda namun sama inspiratifnya. Dengan latar belakang hukum dari Universitas Indonesia, Andovi telah membuktikan bahwa passion dan kreativitas bisa membuka jalan yang tidak terduga.

"Saya memulai karier dari video satir tentang Tips Masuk UI yang viral. Dari situ, saya menyadari pentingnya kreativitas dan keberanian untuk mengambil langkah pertama," kata Andovi. Ia juga berbagi pengalaman tentang bagaimana latar belakang hukumnya membantunya dalam menciptakan konten yang berbobot dan kritis.

Andovi mengingatkan peserta untuk tidak terlalu terikat dengan sosial media dan lebih fokus pada pengembangan diri.

"Hidup tidak hanya tentang media sosial. Kurangi screen time dengan melatih mengurangi 15-30 menit setiap bangun dan sebelum tidur dengan menahan diri untuk scroll sosial media (memeriksa media sosial-red)," sarannya.

Ia juga menekankan pentingnya rasa ingin tahu dan terus belajar untuk mengembangkan diri dan membantu orang di sekitar.

Dan terakhir, Feris Ardianto, seorang profesional muda yang sukses di bidang bisnis, memberikan perspektif mengenai pentingnya komitmen dan keimanan dalam meraih impian.

Berangkat dari latar belakang yang sederhana, Feris kini telah menjadi VP Strategic Business Development Group di PT Inti Persero.

"Saya datang ke Jakarta hanya dengan Rp300.000 di usia 15 tahun dan butuh 10.5 tahun untuk menyelesaikan kuliah. Namun, komitmen saya untuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai adalah kunci dari semua pencapaian ini," ujar Feris.

Ia juga menekankan pentingnya memiliki visi yang jelas dan menjalani setiap langkah dengan iman.

Feris mengingatkan bahwa setiap orang harus fokus dan realistis dalam mengejar tujuan. "Jangan hidup hanya dari passion saja. Kadang kita harus melakukan pekerjaan yang kita tidak suka untuk mencapai tujuan yang lebih besar," tambahnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas dan terus berdoa serta beriman dalam setiap langkah yang diambil.