Di saat semakin banyak negara yang mulai memberlakukan pembatasan perjalanan sejak munculnya varian Covid Omicron, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (30/11) memperingatkan bahwa larangan perjalanan menyeluruh tidak akan mencegah penyebaran strain yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan itu.
- Kuda Nil Milik Mendiang Pablo Escobar Disterilkan Pemerintah Kolombia
- Presiden Prabowo Sambut Sohibnya Presiden Erdogan
- Jerman Kerahkan Tentara dan Pesawat Sewaan Jemput Staf Kedutaan di Kabul
Baca Juga
Dalam sepekan sejak munculnya varian Omicron, lusinan negara di seluruh dunia telah menanggapi dengan pembatasan perjalanan - sebagian besar menargetkan negara-negara Afrika selatan. Bagi WHO, larangan perjalanan menyeluruh justru bisa menimbulkan risiko yang lebih berbahaya dibanding manfaatnya.
Dalam nasihat perjalanannya, WHO memperingatkan larangan itu pada akhirnya dapat menghalangi negara-negara untuk berbagi data tentang virus yang berkembang.
Meskipun demikian, organisasi tersebut tetap menyarankan agar orang yang tidak divaksinasi yang rentan terhadap Covid-19, termasuk di atas 60-an, harus menghindari perjalanan ke daerah-daerah dengan penularan virus secara komunitas.
AFP melaporkan pada Rabu (1/12), bahwa Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dirinya bisa mengerti kenapa negara-negara berusaha melindungi warganya dari varian yang belum sepenuhnya dipahami tersebut.
Namun demikian dia menyerukan agar seluruh dunia tetap menanggapi kemunculan Omicron dengan tenang, terkoordinasi dan koheren.
Peringatan WHO datang setelah otoritas Belanda melaporkan bahwa Omicron hadir di negara itu pada 19 dan 23 November, atau sebelum Afrika Selatan secara resmi melaporkan kasus pertamanya pada 25 November.
Sejauh ini, lebih dari selusin negara dan wilayah telah mendeteksi kasus varian baru, termasuk Australia, Inggris, Kanada, Hong Kong, Israel, Italia, dan Portugal.
- Indonesia Kecam Serangan Militer Rusia ke Ukraina
- Hongaria Dihantam Gelombang Cuaca Panas
- Perusahaan Startup AS Siap Tampung 20.000 Pengungsi Afghanistan