Wawali Salatiga : Peran Pemuka Agama Bantu Pemerintah Melayani Masyarakat

 Romo Agustinus Parso Subroto, MSF saat berpamit digelar Dinas Dukcapil di Aula Damarjadi Gedung BKPSSM, Senin (29/11). RMOL Jateng
Romo Agustinus Parso Subroto, MSF saat berpamit digelar Dinas Dukcapil di Aula Damarjadi Gedung BKPSSM, Senin (29/11). RMOL Jateng

Peran pemuka agama dalam pelayanan masyarakat sangat penting karena membantu pemerintah hadir melayani masyarakat.


Ungkapan apresiasi ini disampaikan Wakil Wali (Wawali) Kota Salatiga Dr. Muh Haris, SS.M.Si., saat Penyerahan insentif bagi pemuka Agama Non Muslim dan Pemuka Penghayat Kepercayaan Yang Menerbitkan Surat Keterangan Terjadinya Peristiwa Perkawinan Dalam Wilayah Kota Salatiga Tahun 2021 yang digelar Dinas Dukcapil di Aula Damarjadi Gedung BKPSSM, Senin (29/11). 

Muh Haris mengungkapkan, pemerintah tidak ada apa-apanya jika dibandingkan peran dan jasa pemuka agama. 

"Kami tidak ada apa-apanya, karena yang setiap saat hadir, melayani dan setiap saat menyapa masyarakat adalah bapak ibu semua," kata Wawali. 

Pentingnya peran pemuka agama dalam pelayanan masyarakat telah mewakili pemerintah serta membantu pemerintah. Ia pun mengucapkan terimakasih atas ketokohan dan pelayanannya. 

"Peran dan jasa bapak ibu dalam melayani masyarakat sangatlah penting artinya karena juga membantu pemerintah," paparnya. 

Terkait pemberian insentif kepada pemuka agama, ditegaskan Haris, 

tidaklah seberapa dan mungkin tidak berarti. 

"Tapi anggaplah ini sebagai wujud perhatian kami Pemerintah Kota Salatiga," tandasnya. 

Sementara, Kepala Disdukcapil Kota Salatiga Drs. Noegroho A Setijono melaporkan bahwa kegiatan pemberian insentif tersebut dimaksudkan sebagai tanda kasih Pemerintah Kota terhadap jasa para pemuka agama yang menerbitkan surat perkawinan. 

"Total tokoh penerima insentif 24 orang, dengan nominal 1,5 potong pajak. Penerima diwakili oleh  Pdt. TM. Ebenheser Lalenoh, S.Th., dari Gereja Jawa Sidomukti dan Pdt. Dra. Yunia Nawangsih dari Gereja Jawa Tengah Utara (GKJTU) Jemaat Bendosari Salatiga," ungkap Noegroho Agoes Setijono.

Sedangkan Romo Agustinus Parso Subroto, MSF. dalam kata pamitnya menyampaikan, selama menjadi Romo yang mengesankan selama di Salatiga. 

Bahkan ia ingin melayani di Kota Salatiga sampai akhir hayat nanti. 

"Namun ternyata pemimpin saya menugaskan di tempat lain yaitu di Semarang. Saya merasa bersyukur kebersamaan di Kota Salatiga di catatan sipil perkawinan," pungkasnya. 

Selama bertugas di Salatiga, Romo Agustinus Parso Subroto, MSF mengaku senang dengan kebersamaan yang 'dipertontonkan'. 

"Menyenangkan dalam kebersamaan selama ini, kita bisa bercanda, menyanyi juga bisa, bahkan diantara kita meski bukan orang Cina asli tapi suaranya menggelegar. Saya juga mohon pamit untuk tugas di tempat yang baru," imbuhnya.