Warga Pecinan Mulai Pasang Imhok, Ingat Mitos Tak Boleh Menyapu Lantai, Bisa Membuang Rezeki

Seorang warga Tionghoa sedang membersihkan tempat lilin. Pada perayaan tahun baru Imlek nanti sudah tidak boleh melakukan bersih-bersih dengan menyapu lantai keluar rumah. Soetjipto/Dok.RMOLJateng
Seorang warga Tionghoa sedang membersihkan tempat lilin. Pada perayaan tahun baru Imlek nanti sudah tidak boleh melakukan bersih-bersih dengan menyapu lantai keluar rumah. Soetjipto/Dok.RMOLJateng

Penolak balak imhok (Imlek hoki) mulai menghiasi rumah sejumlah warga Pecinan di wilayah Kelurahan Kranggan, Semarang Tengah, Rabu (7/2). 

Selain mengandung makna agar rumah selalu dilindungi dari kejahatan dari luar, banyaknya hiasan imhok di teras rumah warga Pecinan ini juga menjadi ajang warga Pecinan yang peduli terhadap kelestarian nilai-nilai tradisi dan budaya Tionghoa di Semarang.

"Maknanya adalah agar penghuni rumah selalu mendapat hoki atau keberuntungan, selain itu juga untuk menolak agar tidak ada kejahatan dari luar yang masuk ke dalam rumah," kata Harjanto Halim, Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis). 

Selain Imhok, ada juga mitos kuat turun temurun di warga Tionghoa, bahwa pada tahun baru Imlek tidak boleh menyapu lantai keluar rumah. 

Jika menyapu keluar, dikhawatirkan akan menyapu keluar rezeki atau membuang rezeki keluar rumah. 

"Ya. Emang tradisi. Boleh atau tidak (menyapu keluar) tergantung keluarga masing-masing. Tapi karena tradisi, yang percaya ya boleh ngikuti. Malah kalau mamah saya ndak bolehkan beli sapu. Maksudnya sama, jangan sampai pas tahun baru Imlek ada aktifitas menyapu keluar," papar Lenny Kusumawati (73), pegiat perkumpulan sosial Tionghoa Semarang.

Diakui, orangtuanya yang memegang teguh tradisi leluhur sangat memperhatikan larangan tersebut.

"Tapi kalau menyapu di dalam rumah dan tidak disapu keluar, boleh. Dan harus pakai sapu lama, bulan sapu baru," imbuh alumni Tionghoa Hwee Kwan (THHK) ini. 

Selain itu, pada hari raya tahun baru Imlek sangat dilarang untuk berbicara kasar atau bertengkar, supaya keluarga harmonis. 

"Supaya tahun barunya baik-baik. Semestinya ajaran leluhur ada maknanya. Maknanya ya ndak harus tahun baru saja, tapi pas sepanjang tahun supaya keluarganya bahagia, damai, maka jangan omong kasar, tidak bertengkar," kata dia.  

Tradisi lain dalam menyongsong tahun baru Imlek adalah lek lekan pada malam tanggal 1 bulan 1 Imlek.  

"Sedapat mungkin melek sampai melewati ganti tahun, tengah malam. Yaitu menyambut kedatangan tahun baru, dengan berdoa. Kalau keluarga lek lekan di rumah, kalau pengurus kelenteng berkumpul di kelentang-kelenteng tepat jam 12 malem untuk berdoa bersama," imbuh Lenny.