Semarang - Seorang warga Kinibalu, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, menghembuskan napas terakhir usai ditemukan dalam kondisi tak berdaya di lingkungan masjid pada hari Minggu (7/7).malam
- Agustina: Tarif Transportasi Murah Bagi Pelajar, Kunci Kemajuan Pembangunan Kota Semarang
- Jelang Iduladha, DP4 Blora Siagakan Petugas Obati Hewan Terpapar Penyakit Menular
- Video Rumah Rusak Terbengkalai Bertahun-Tahun Viral Di Medsos Banjarnegara
Baca Juga
Korban yang diketahui bernama Agustin Edo Setiawan (23) meninggal dunia di rumahnya pada Selasa (9/7) setelah tidak sadarkan diri sejak ditemukan oleh warga.
Paman korban, Sulis Purwanto, menduga keponakannya menjadi korban pengeroyokan. Awalnya, dia hanya mengetahui keponakannya mabuk dan terlibat perkelahian biasa.
"Korban ditemukan di turunan masjid. Kondisinya seperti orang mabuk. Dari hari Minggu sampai meninggal, korban tak sadarkan diri," tutur Sulis saat ditemui wartawan Selasa (9/7).
Keyakinan Sulis didasarkan pada luka-luka yang dialami korban saat ditemukan. Menurutnya, korban diduga mengalami pengeroyokan pada Minggu (7/7) malam.
"Korban mengalami luka di bagian kepala, leher, dan bibir. Meninggal tadi pagi sekitar pukul 07.30," kata Sulis.
Awal mula Sulis mengetahui bahwa korban adalah keponakannya setelah diberitahu oleh ketua RW setempat.
Dia menjemput keponakannya di masjid selepas salat Isya sekitar pukul 19.30. Namun, pihak keluarga tidak berani membawa korban ke rumah sakit setelah kejadian itu.
"Awalnya sudah dibawa ke klinik 24 jam tapi dokternya tidak ada. Suruh bawa ke rumah sakit, kami tidak berani. Karena setahu saya, kalau overdosis masalahnya akan panjang," katanya.
Dia mengatakan awalnya keluarga korban tidak berniat melaporkan perkara ini. Namun, mereka berubah pikiran setelah melihat luka di tubuh korban dan video kejadian. Selain itu, terdapat bercak darah di baju korban.
Menurut Sulis, saat itu korban mabuk bersama kelima temannya yang kini sedang diburu oleh kepolisian. Dia bahkan sempat bertemu dengan salah satu teman korban di lokasi kejadian.
Ia berharap keluarga korban mendapatkan keadilan atas perkara ini dan pelaku segera tertangkap.
Sementara itu, Ketua RW 02, Darto, mengetahui Edo terkapar di pelataran masjid selepas salat Isya. Awalnya, dia tidak mengetahui adanya kejadian tersebut saat datang ke masjid.
"Waktu pulang salat, saya tanya siapa itu, katanya Edo warga RT 01. Katanya mabuk," imbuhnya.
Setelah mengetahui informasi tersebut, dia langsung memberitahu pamannya bahwa Edo mabuk di masjid. Kemudian Edo dibawa pulang ke rumah.
"Kondisinya tidak sadarkan diri. Kabarnya dia mabuk," tuturnya.
Ia menepis bahwa Edo saat itu dianiaya. Menurutnya, tidak ada penganiayaan saat Edo ditemukan di halaman masjid.
"Tidak, tidak ada dihajar. Cuma sedang tiduran ditunggui temannya," tandasnya. [R}
- Agustina: Tarif Transportasi Murah Bagi Pelajar, Kunci Kemajuan Pembangunan Kota Semarang
- Jelang Iduladha, DP4 Blora Siagakan Petugas Obati Hewan Terpapar Penyakit Menular
- Video Rumah Rusak Terbengkalai Bertahun-Tahun Viral Di Medsos Banjarnegara