Ada yang menarik dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Eks Karesidenan Pekalongan, Kamis (24/4). Pada kesempatan ini, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono memberikan sinyal khusus kepada Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
- Wali Kota Dedy Yon Lepas 226 Tamu Allah
- Hadiri Muskomwil III APEKSI, Dedy Yon Bahas Strategi Penanganan Sampah
- Wisata Guci Masih Primadona Berlibur Wisatawan
Baca Juga
Menurutnya, ditengah perkembangan global saat ini, berdampak juga terhadap pola pikir dan cara pandang warga di wilayah, khususnya eks Karesidenan Pekalongan yang meliputi, Pemalang, Kabupaten dan Kota Pekalongan, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Batang.
Karena itu, Dedy Yon berharap agar Gubernur Jawa Tengah dapat merealisasikan bantuan untuk eks Karesidenan Pekalongan ini sebagai super prioritas.
"Usulan dari eks Karesidenan Pekalongan harus mendapat perhatian lebih dalam Musrenbangwil Jawa Tengah. Saya berharap agar usulan ini tidak sekadar menjadi prioritas, tetapi menjadi super prioritas," ungkap Wali Kota Tegal.
Diketahui, pada kesempatan ini, Dedy menyampaikan lima usulan prioritas pemerintahannya, yakni pembangunan saluran irigasi tersier di tiga kelurahan dengan anggaran Rp5 miliar guna mengairi sawah seluas 35 hektar, Pembangunan rumah potong hewan senilai Rp10 miliar untuk memenuhi kebutuhan daging yang aman dan halal.
Selanjutnya, usulan revitalisasi Pasar Sumurpanggang dengan anggaran Rp7 miliar guna meningkatkan ekonomi kerakyatan, pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tegalsari dengan alokasi dana Rp3 miliar agar lebih layak digunakan.
Dan pembangunan kolam retensi atau polder Jongor Tegalsari senilai Rp27 miliar untuk mengatasi masalah rob serta cadangan air bagi Kota Tegal.
Selain Kota Tegal, berbagai usulan juga disampaikan oleh perwakilan dari daerah lainnya.
Tuan rumah, Bupati Batang M. Faiz Kurniawan mengatakan Kabupaten Batang menyumbang produksi beras sebesar 102.000 ton per tahun dengan penggunaan 85.000 ton, sehingga surplus. Namun, regenerasi petani masih menjadi tantangan yang harus segera diatasi.
Ada lima zona pengembangan wilayah yang telah dirancang, yakni zona pertanian dan agrowisata, zona industri, zona bahari, zona pendidikan, serta zona pemerintahan. Semua ini dirancang tanpa tumpang tindih, dengan infrastruktur dan lahan sebagai aspek utama yang perlu diperhatikan.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pekalongan, Hj. Balqis Diab, serta Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman, turut memaparkan kebutuhan masing-masing wilayah. Begitu pula Wakil Bupati Brebes, Wurja, dan Bupati Pemalang, Anom Widyantoro.
Wakil Bupati Pekalongan, Sukirman, menekankan perlunya peningkatan ketahanan pangan dan revisi RTRW guna meningkatkan produktivitas, khususnya di sektor lahan sawah.
Mendengar usulan ini, Gubernur Jawa Tengah, Achmad Luthfi, menyatakan beberapa usulan telah clear, termasuk pembangunan Jalan Wiradesa, Asem Donyong, Larangan Kabupaten Tegal, dan Polder Tegalsari Kota Tegal.
Achmad Luthfi mengatakan Musrenbangwil menjadi wadah bagi pemerintah daerah untuk menyampaikan kebutuhan masyarakat secara langsung juga menekankan pentingnya kerja sama antar daerah agar pembangunan Jawa Tengah lebih terarah dan berkelanjutan.
Selain itu, investasi juga menjadi faktor krusial untuk mempercepat pembangunan. Dengan keterbatasan PAD yang hanya mencakup 15 persen untuk kebutuhan pembangunan, pemerintah daerah perlu menarik investasi dari berbagai sektor guna meningkatkan ekonomi regional.
Gubernur berharap bahwa pada 2026, Jawa Tengah dapat mencapai swasembada pangan dan menjadi lumbung nasional yang mampu bersaing dengan Jawa Timur.
Usulan yang telah diajukan akan dikaji lebih lanjut dan diharapkan dapat segera direalisasikan untuk kemajuan daerah.
- Wali Kota Dedy Yon Lepas 226 Tamu Allah
- Lindungi Situs Kuno, Banjarnegara dan Kemenkumham Bahas Raperda Cagar Budaya
- Divonis 15 Tahun Atas Kasus Pencabulan Anak, Kuasa Hukum R Berencana Banding