Tahun 2023 menjadi tahun kebangkitan dunia pariwisata di Kota Semarang. Pasalnya, sejak awal tahun hingga akhir tahun agenda budaya dan pariwisata sudah disusun rapi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang. Salah satunya adalah agenda budaya Dugderan yang diadakan setahun sekali menjelang bulan Ramadhan.
- 'Napak Jagat', Wujud Ekspresi dan Introspeksi Diri Seniman di Masa Pandemi
- Kota Lama Semarang Menginspirasi Pengunjung Untuk Nikmati Libur Panjang
- Ratusan Warga Berebut Gunungan di Alun-Alun Purwodadi, Grobogan
Baca Juga
Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan, Dugderan pada tahun ini kembali diadakan secara meriah lengkap dengan kirab seperti yang biasa dilakukan saat sebelum pandemi Covid-19.
“Kirab tahun ini akan ada arak-arakan menggunakan kereta kuda dari Balaikota ke Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang,” kata Ita, sapaan akrabnya, Selasa (14/3).
Ita menyampaikan, sebelum prosesi kirab akan diadakan penandatangan kerjasama dibidang pariwisata dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Selain itu juga akan ada penandatanganan kerjasama dengan bupati dan walikota kedungsepur yakni Kendal, Demak, Grobogan, Salatiga dan Kabupaten Semarang.
“Nanti sebelum kirab bakal ada penandatanganan kerjasama. Setelah itu kepala daerah ini termasuk Mas Gibran dijadwalkan akan ikut kirab Dugderan,” ungkapnya.
Acara kirab hingga prosesi Dugderan kali ini disebut Ita berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Selain akan dibuat lebih meriah, prosesi Dugderan akan dilakukan di Aloon-Aloon Semarang, tidak didalam area Masjid Agung Semarang.
“Kita akan kembalikan lagi seperti jaman dulu. Aloon-Aloon sudah bagus jadi nanti prosesi di situ karena kalau didalam masjid nanti yang pengen lihat mukul bedug ya susah. Makanya biar lega kita buat di Aloon-Aloon,” pungkasnya.
- Tak ada Penyejuk Ruangan, Museum RA Kartini Rembang Bikin Sesak Nafas
- Warga Dusun Borangan Terima Penghargaan Atas Temuan Artefak Bekal Kubur Wong Kalang
- Haru, Acara Basuh Kaki Simbol Bakti Anak Kepada Orangtua