Wali Kota Magelang: Hipertensi Jadikan Teman, Bukan Lawan

Ratusan warga ikuti senam Germas. Istimewa
Ratusan warga ikuti senam Germas. Istimewa

Ratusan warga menyambut Hari Hipertensi se Dunia 2024, mengikuti senam germas dan pemeriksaan kesehatan Penyakit Tidak Menular (PTM), di GOR Samapta, kompleks Gelora Sanden, Jumat (17/5).


Didominasi kaum ibu dan lanjut usia (lansia) itu peserta tampak antusias mengikuti senam yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang. Kegiatan itu juga menjadi Kick Off/Launching Pelaksanaan Integrasi Pelayanan Primer di Kota Magelang.

Kegiatan diawali senam Jingle CERDIK dari Program PTM dan di kombinasi dengan senam Rodanya Mas Bagia. Lalu dilanjut pemeriksaan kesehatan PTM, dan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), tekanan darah, gula darah, kolesterol, serta edukasi tentang hipertensi.

Menurut Kepala Dinkes Kota Magelang, dr Istikomah, Hari Hipertensi se Dunia diperingati setiap 17 Mei. Diisi promosi, edukasi, webinar kesehatan serta penguatan kegiatan Gerakan Deteksi Dini tekanan darah secara masif dan serentak di seluruh Indonesia.

"Tujuannya, meningkatkan kesadaran dan mendorong kepedulian masyarakat untuk sadar tentang bahaya hipertensi dan rutin memeriksakan tekanan darahnya untuk pencegahan hipertensi," jelas Istikomah.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia dan dunia. Di tanah air, prevalensi hipertensi didasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥ 15 tahun yaitu 29,2 persen atau 3 dari 10 orang menderita hipertensi (Data Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023).

Penderita hipertensi, yang berobat secara teratur ada 46,7 persen. Tingginya angka kejadian hipertensi, tidak lepas dari pengaruh pola gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang aktifitas fisik, kurang konsumsi sayur buah dan konsumsi alkohol.

"Karena itu, diperlukan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi secara komprehensif melalui langkah-langkah konkrit yang terintegrasi dengan semua stakeholder terkait," imbuhnya.

Pada kegiatan itu, Dinkes Kota Magelang memberikan tali asih sembako kepada 10 kader kesehatan yang berdedikasi penuh dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat. Para kader adalah ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat sehingga perlu diberi  apresiasi.

Wali Kota Magelang M Nur Aziz mengatakan, hipertensi biasa muncul di usia 40 tahun. Meski jarang, ada juga orang yang menderita hipertensi sebelum 40 tahun.

"Kalau sudah hipertensi, jadikan hipertensi itu "teman" bukan "lawan". Kalau dianggap lawan nanti kepikiran, efeknya bisa jantung, gagal ginjal, stroke, dan "kantong bolong" karena harus minum obat terus," ujar Aziz, yang juga Dokter Penyakit Dalam konsultan Ginjal Hipertensi. 

Menurutnya, hipertensi dapat terkontrol dengan minum obat teratur secara terus menerus, bahkan jika sudah terkendali tetap harus konsumsi obat. Lebih penting lagi adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat, pola makan sehat dengan mengurangi karbohidrat, gorengan, banyak makan buah dan sayur.

"Satu lagi, setiap waktu harus bahagia. Salah satunya sering piknik, tidak perlu jauh-jauh, bisa ke TKL, Gunung Tidar, dan lainnya," katanya.