- Community Meet Up di GIIAS Semarang 2024
- Aktor Korea Selatan Lee Min Hoo Ucapkan Selamat Pernikahan Park Shin Hye
- Ekstrak Edelweiss dan Alpha Arbutin Dalam Wardah Crystal Secret Bikin Kulit Sebening Kristal
Baca Juga
Nuansa Jawa klasik dengan joglo sembari menikmati wedag di dalam gelas blirik menjadi pilihan pengunjung angkringan kafe bernama Wade di Jln. Pemuda Demak. Pemilik Angkringan Wade Roisul Habib Nur menceritakan membuka tempat tersebut terinspirasi dari sebuah angkringan klasik di Yogyakarta, sehingga mencoba menerapkan di Demak.
Ia juga menyadari saat ini coffe shop atau kafe konsep wedangan sedang trend. Ia pun memilah dan berkalkulasi konsep tersebut namun belum ada di Demak. Lantas, Ia pun menemukan menu andalan kopi klotok. Konsep bangunan bernuansa klasik lokalitas tersebut dianggap menguntungkan secara marketing.
"Karena menurutku dengan nuansa seprti ini secara marketing kalau orang mau masuk itu tidak takut ya, karena melihat konsep klasik yang sederhana seperti ini," kata Habib.
Ia melanjutkan, konsep sederhana membuat pelanggan tidak sungkan untuk datang karena menu dihidangkan tidak semahal di coffe dhop.
"Dan secara mindset orang dengan melihat nuansa klasik kayak gini pasti di dalam jajanannya murah gitu," ucapnya.
Dia mengungkapkan, biaya dikeluarkan untuk membangun angkringan ini tidak banyak. Konsep klasik tersebut lebih memanfaatkan barang-barang bekas.
"Sebelumnya ini lahan kosong milik orang tua terus kita bentuk sebagaimana rupa, dan menghabiskan budget sekitar Rp10 jutaan. Joglo ini sebenarnya beli dari orang yang ingin merenovasi rumahnya terus menjual dengan harga murah, saya dapatnya ini dari Jogja harganya kurang dari Rp10 juta," ungkapnya.
Wade sendiri diambil dari bahasa Kalimantan berarti jajajan pasar Wadai, berarti jajanan pasar.
- Siti Badriah, Lagu Lagi Syantik Kalahkan Despacito
- Siap Banjir Air Mata Nonton Titanic Versi Remaster 3 D
- Reuni Akbar, Alumni SMA Negeri 1 Purworejo Gelar Jalan Sehat