Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, yang menjadi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19 sejak hampir dua tahun ini, tampaknya mulai ditinggalkan.
- Beberapa Indikator Pengaruhi Kota Semarang yang Saat Ini Berada di Level 2
- Bupati Wonogiri Serukan Keroyok Stunting
- Pemkot Semarang Genjot Capaian Imuninasi
Baca Juga
Dari pantauan RMOL Jateng, kebiasaan warga mencuci tangan dengan sabun mulai mengendur. Banyak sarana cuci tangan, baik bantuan pemda maupun hasil swadaya warga, kini mulai terbengkalai.
Seperti pantauan di Kampung Gergaji, Kelurahan Mugassari, Kota Semarang, puluhan jerigen air bantuan kelurahan kini tak lagi pernah diisi ulang air dan sabunnya.
‘’Dulu, saat masih baru, hampir setiap saat warga dan pengurus RT bergantian mengisi air dan sabun cair saat habis. Tapi, sudah beberapa bulan ini, tidak ada yang mengisi lagi,’’ ujar Indah (53), salah seorang warga, Rabu (25/8).
Kondisi serupa juga terjadi di Perumnas Pucanggading, Demak. Jerigen air dan sabun cair, yang setahun silam, selalu terisi dan diganti jika habis, sejak awal tahun ini dibiarkan mangkrak.
‘’Saya tidak tahu kenapa, tapi banyak warga yag kini malas mencuci tangan, seperti pada awal-awal pandemi,’’ kata Gatot, seorang warga Pucang Argo.
Walaupun kasusnya mulai mengalami penurunan, warga seharusnya tak boleh lengah sedikit pun dengan bahaya virus mematikan tersebut. Pasalnya, virus corona masih terus mengintai dan siap memangsa siapa saja, tanpa kecuali.
Berbagai virus, termasuk virus corona, menyebar ketika lendir atau tetesan yang mengandung virus masuk ke tubuh melalui mata, hidung atau tenggorokan. Mengutip Unicef, seringkali penularan virus terjadi melalui tangan. Tangan adalah salah satu cara umum penyebaran virus dari satu orang ke orang lain. Salah satu cara termurah, termudah dan paling penting untuk mencegah penyebaran virus adalah mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air, terlebih selama terjadi pandemi global.
Menjaga tangan tetap bersih adalah langkah terpenting yang dapat dilakukan untuk terhindar dari penyebaran kuman dan virus. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention, banyak penyakit yang ditularkan karena tidak mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
Mencuci tangan dengan sabun menjadi efektif karena surfaktan dalam sabun mengangkat tanah dan mikroba dari kulit. Kemudian, ada kecenderungan orang menggosok tangan dengan lebih teliti saat menggunakan sabun, yang dapat menghilangkan kuman. Informasi selengkapnya mengenai pentingnya mencuci tangan dengan sabun bisa dibaca di sini!
Pentingnya Mencuci Tangan dengan Sabun
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun menjadi bagian penting dalam rantai pertahanan kesehatan, terutama di masa pandemi seperti saat ini. Walaupun terkesan sederhana, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun merupakan investasi kesehatan jangka panjang yang dapat mengurangi penularan penyakit.
The Global Handwashing Partnership, seperti dikutip halodoc, menyebutkan manfaat yang bisa didapatkan melalui mencuci tangan dengan menggunakan sabun, seperti penurunan risiko infeksi saluran pernapasan akut 16-23 persen, penurunan risiko pneumonia sebesar 50 persen, penurunan substansial pada infeksi neonatal, dan penurunan risiko diare endemik hingga 48 persen. Mencuci tangan dengan sabun juga terbukti mengurangi kematian bayi terkait infeksi sebesar 27 persen.
Sayangnya, kesadaran untuk mencuci tangan dengan sabun masih sangat rendah. Hanya 19 persen orang di seluruh dunia yang mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan 35 persen fasilitas kesehatan tidak memiliki air dan sabun untuk mencuci tangan.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, seharusnya menjadi tradisi baik yang harus dipertahankan, apalagi hal itu juga menjadi bagian penting dari protokol kesehatan untuk mencegah paparan virus corona. Agar terhindar virus dan menjaga kesehatan bersama, terlebih situasi masih belum bebas pandemi, jangan abaikan dan sepelekan, ayo (disiplin lagi) mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir!
- Kapolres Pemalang Targetkan 36 Ribu Warga Divaksin Hingga 17 Agustus
- Pemkot Semarang Bersiaga Hadapi Gelombang Ketiga
- Pangdam IV/Diponegoro Resmikan Layanan Digital Subtraction Angiography