KAI Daop 6 Yogyakarta mengajak Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Markas Cabang Surakarta menikmati perjalanan Kereta Uap Jaladara atau lebih dikenal dengan sebutan Sepur Kluthuk Jaladara guna mengenang masa-masa perjuangan.
- Kisah Haru Para Penyandang Disabilitas, Diundang Polres Kebumen untuk Buka Bersama
- Tiga Alasan Gempur Rokok Ilegal Harus Masif
- Geger Temuan Mayat Pria Di Bawah Jembatan Sambong Batang
Baca Juga
Kegiatan bertema Memorable Trip Kereta Uap Jaladara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.
"Kami ingin mengajak para Legiun Veteran Republik Indonesia menikmati perjalanan Sepur Kluthuk Jaladara," jelas Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro, Selasa (21/11).
Daop 6 ingin memberikan pengalaman yang berkesan bagi para pejuang bangsa ini untuk melihat perkembangan Kota Solo di jalur dan lokomotif yang menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan di masa lalu.
Para veteran diajak mengenang masa perjuangan tempo dulu dengan perjalanan KA uap Jaladara menyusuri kota Surakarta dan menyuguhkan pertunjukan bernarasi sejarah Serangan Umum Surakarta kepada para LVRI dan pelanggan di Stasiun Purwosari.
Selain mengenang perjuangan pahlawan, juga memberikan edukasi kepada para pelanggan di Stasiun Purwosari mengenai sejarah perjuangan para pahlawan dalam peristiwa tersebut.
Tiba di Stasiun Solo Kota, Daop 6 Yogyakarta juga menghadirkan anak-anak sekolah dasar untuk diberikan edukasi dan wejangan-wejangan langsung dari para LVRI meneruskan perjuangan untuk membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera.
Hadir juga dalam acara Memorable Trip Kereta Uap Jaladara ini, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, KGPAA Mangkunegara X dan pejabat lainnya.
"Kita undang juga KGPAA Mangkunegara X, untuk menghormati perjuangan Puro Mangkunegaran dalam upaya pergerakan nasional," imbuhnya.
angkunegaran punya korelasi kuat dengan Kota Solo. Kadipaten tersebut selalu menunjukkan esensi kontribusi bagi pemerintahan kota hingga pemerintahan nasional.
Pada masa kolonial, Mangkunegaran selalu menunjukkan peran agresif dan progresif dalam mendukung kemajuan pendidikan, politik, seni, dan nasionalisme masyarakat Jawa melalui organisasi Budi Utomo.
Kemudian mangkunegaran juga berkontribusi melawan kolonialisme dalam segi perjuangan praktis. Pada 1945, Mangkunagoro VIII menyatakan bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengubah status Mangkunegaran menjadi kerajaan tanpa kekuasaan politik.
"Ini merupakan bentuk nasionalisme nyata Mangkunegaran. Status kadipaten/kerajaan tanpa daerah otonom tidak menyurutkan peran Mangkunegaran bagi Kota Solo," pungkasnya.
- Cerita LC Karaoke Selama PPKM: Utang Menumpuk, Mau Pulang Kampung Tak Punya Uang
- Fungsional Tol Semarang-Demak Tunggu SK Mentri Layak Operasi Jalan
- Program Vaksinasi Bersama BPJAMSOSTEK Tembus 90.000 Dosis