Unpand Siap Cetak Lulusan yang Siap Hadapi Era Society 5.0

Universitas Pandanaran (Unpand) sudah mulai berbenah untuk menyambut tantangan agar dapat mencetak lulusan yang siap menghadapi dan dapat beradaptasi di Era Society 5.0.


"Generasi millenial ini cenderung memiliki karakter pribadi yang kreatif, memiliki ide dan gagasan yang cemerlang, terbiasa berpikir out of the box, percaya diri, pandai bersosialisasi serta berani menyampaikan pendapat di depan publik melalui media sosial, sehingga proses pembelajaran di Unpand juga sudah mulai melakukan penyesuaian-penyesuain baik secara sistem dan teknologinya,” ungkap
Rektor Universitas Pandanaran Semarang, Agustien Zulaidah, S.T, M.T, dalam siaran pers, Senin (7/3). 

Agustien mengatakan, hal itu menjadi benang merah dari Webinar Nasional bertajuk Generasi Millenial yang Siap Menghadapi Era Society 5.0  pada 5 Maret kemarin, dengan   pembicara yang expert di bidangnya secara gratis. Diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran, Webinar diikuti 396 peserta dari seluruh Indonesia. Webinar juga sebagai salah satu  implementasi dari MoU Universitas Pandanaran dan Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Ketua Yayasan Abdi Masyarakat Dra. Hj. Harini Krisniati, M.M yang tampil sebagai pembicara kunci menyampaikan supportnya agar Universitas Pandanaran ikut serta berkontribusi dalam melahirkan generasi millenial yang siap menghadapi era society 5.0 dengan menyiapkan beberapa sarana dalam proses perkuliahan. 

"Society 5.0 awal mulanya dicetuskan di Jepang tahun 2019, yang kemudian merambah ke dunia untuk mengikuti demi menuju kesejahteraan dan kenyamanan hidup, sayangnya di Indonesia keadaan berbanding terbalik dengan yang ada di Jepang, baik dalam sisi pertambahan penduduk, pendidikan, kualitas sumber daya manusianya, pendidikan, pendapatan perkapita sehingga perlu adanya kiat-kiat khusus selain dari sisi pemerintah untuk terus mensupport dengan memberikan kesempatan dan peluang beasiswa dan kemandirian proses pembelajaran di perguruan tinggi, juga masing-masing personal harus memiliki tiga kemampuan dasar yaitu bagaimana menjadi seorang yang problem solving untuk dirinya sendiri maupun bagi masyarakat, memiliki kemampuan berpikir kritis, tidak hanya di kelas tapi juga di lingkungan sosial, dan mengembangkan kemampuan dalam berkreativitas dan berinovasi atas semua hal yang terjadi di hadapannya," papar Harini.

 

Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com, Ak, CA menyatakan,  secara umum perkembangan Generasi Millenial Society 5.00 dipengaruhi oleh Global Megatrends, yang terdiri dari pertumbuhan dan ketidaksetaraan di segala bidang, urbanisasi yang cepat, perubahan iklim, perubahan demografis, teknologi dan masalah pangan dan kesehatan.

"Perguruan Tinggi harus adaptif terhadap perubahan karena Perguruan Tinggi harus bisa melahirkan talenta sesuai dengan misi Perguruan Tinggi, yang mampu memenangkan hiperkompetisi. dengan menghasilkan talenta yang menguasai essential skills, complex problem solving, public speaking, leadership dan entrepreneurship. 

Adapun peluangnya adalah dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini oleh para generasi millenial tak hanya sebagai youtuber, bermain tik-tok dan yang lainnya yang bersifat instant, namun bisa juga untuk memaksimalkan e-commerce yang bisa dilakukan untuk mendapatkan data-data di sektor industri, pertanian, peternakan, perikanan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia, mendapatkan peluang dan strategi serta harga-harga yang kompetitif dan sangat terjangkau.

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran  Maria M Minarsih, S.E, M.M menyampaikan harapannya  agar para mahasiswa bisa menyadari bahwa setiap generasi millenial tidak bisa bertumbuh sendiri, namun perlu didukung dengan sumber daya manusia yang juga bisa memberikan inspirasi dalam inovasi, kreativitas dan problem solving dalam setiap permasalahan yang dihadapi.

Ketua Panitia Dyah Ika Kirana Jalantina, S.E, M.M mengatakan,  mahasiswa diharapkan memahami bahwa generasi millenial sangat membutuhkan revolusi mental yang harus dilakukan untuk bisa bertanggung jawab secara pribadi sebagai seorang petarung sehingga bisa cepat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan, tidak mudah mengeluh dalam menggapai value untuk meningkatkan karakter diri.

 

Peserta Webinar  mendapatkan e-sertifikat dan lima penanya terpilih mendapatkan doorprize menarik dari panitia.