Menandai peringatan pergantian Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijiriah, tujuh ekor kebo (kerbau) milik Keraton Solo jadi cucuk lampah (pemimpin) Kirab Pusaka Keraton Kasunanan. Di belakangnya adalah barisan Sentono Dalem juga para abdi dalem pembawa belasan pusaka dari Kraton.
- Kapolres Jepara: Makna Buka Luwur Sebagai Bentuk Rasa Syukur Kepada Para Leluhur
- Rasan-Rasan Di Tengah Pasar Sido Agung Banjarnegara, Bersatunya Cinta, Doa, Dan Dzikir
- Syawalan Solo Meriah Dengan Kirab Joko Tingkir Dan Gunungan Ketupat
Baca Juga
Hajat Dalem Kirab Pusaka Malam Satu Suro Keraton Kasunanan Surakarta dimulai sejak sore hari. Diawali dengan prosesi upacara adat yang dilanjutkan dengan wilujengan yang diikuti segenap sentana dalem dan abdi dalem keraton di Dalem Ageng Keraton Kasunanan Surakarta.
Sekitar pukul 23.30 WIB, 7 (tujuh) ekor kerbau dari 11 (sebelas) ekor sudah siap berangkat berkeliling di sebagian wilayah Keraton Solo. Ribuan orang juga sudah menunggu di jalur yang bakal dilewati rombongan kebo bule.
Setelah mendaratkan titah (perintah) dari Raja Keraton Kasunanan, Sinuhun Pakubuwono XIII Hangabehi, kirab akhirnya dimulai. Tujuh ekor kebo yang menjadi bintang Malam Satu Suro langsung berangkat.
Uniknya saat kebo bule melintas dan membuang kotoran, masyarakat langsung berebutan untuk mengambilnya. Bahkan janur kuning yang terpasang di dinding keraton juga menjadi rebutan. Mereka meyakini bagi yang bisa mendapatkan janur akan mendapat berkah.
Putri Raja Pakubuwono ke XII, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari, atau biasa disapa Gusti Moeng, mengatakan penentuan waktu kirab didasarkan pada perhitungan Sultan Agung yang menggabungkan kalender Tahun Hijriah dan Tahun Saka.
"Perhitungan tersebut kadang bisa bersamaan dengan Masehi namun bisa juga terdapat selisih sehari. Nah, kebetulan untuk tahun ini, kirab dilakukan Minggu Malam," ucap Gusti Moeng di Keraton Kasunanan, Minggu (07/07).
Dipilihnya tujuh ekor kebo keturunan kerbau dari zaman Paku Buwono II ini dikarenakan hanya ketujuh ekor kebo inilah yang sudah terbiasa menghadapi kerumunan massa. Sedangkan kebo lainnya belum terbiasa. Sehingga dikhawatirkan mengamuk saat dikirab.
"Ada dua kebo yang tidak ikut dikirab karena usianya sudah tua. Sedangkan lainnya, masih tergolong muda sehingga dikhawatirkan mengamuk karena belum terbiasa menghadapi kerumunan massa," pungkasnya.
- Tak Pernah Selesai, Tugas Kepolisian Menjaga Kamtibmas Di Wilayah Hukumnya
- Gubernur Jateng Lepas 2.006 Peserta Balik Rantau Gratis Di Asrama Haji Donohudan
- Demi Kamtibmas Kondusif, Polsek Mojosongo Canvassing Dengan Sambangi Pelaku Usaha Dan Obyek Vital