Truk Autoclave Viral, Muatan Berat dan Besar Diangkut Lewat Jalan Raya, Apakah Aman?

Rombongan truk autoclave bermuatan tabung raksasa selalu ditunggu-tunggu membuat banyak masyarakat rela menunggu agar dapat melihat dari dekat di berbagai kota yang dilalui . Dicky Aditya/RMOLJateng
Rombongan truk autoclave bermuatan tabung raksasa selalu ditunggu-tunggu membuat banyak masyarakat rela menunggu agar dapat melihat dari dekat di berbagai kota yang dilalui . Dicky Aditya/RMOLJateng

Saat ini di media sosial tengah banyak sekali informasi-informasi tentang truk bermuatan tabung raksasa atau autoclave. Masyarakat di berbagai daerah tampak juga selalu mengikuti perjalanan rombongan truk tersebut, bahkan mereka saking penasarannya sampai ramai-ramai mendekati dari jarak dekat.


Dari informasi itu, mungkin banyak yang penasaran truk sebesar itu muatannya berjalan normal di Jalan Raya. Pertanyaan umum yang melihatnya, mungkin soal aturan keselamatan muatan berat seperti itu atau tentang kenapa harus dikirimkan melalui jalur darat. 

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menjelaskan, aturan mengenai muatan berat ada di dalam undang-undang lalu lintas. Namun, untuk pengiriman barang tertentu telah dengan izin resmi dan mendapatkan prioritas diperbolehkan. 

"Aturannya ada, tetapi kan ada izin ke kepolisian dan harus dengan pengawalan ketat selama di perjalanan," ucap Djoko, Sabtu (22/2). 

Truk bermuatan tabung raksasa oven bata ringan di pabrik itu membawa muatan sepanjang sekitar 40 meter. Rombongan itu berisi 13 truk yang selama perjalanan selalu beriringan. 

Autoclave atau tabung raksasa itu dibawa dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan akan dikirimkan ke Banjarnegara. Rute dilalui, perjalanan melewati berbagai kota di Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta untuk sampai tujuan dengan selamat. 

Informasi terbaru saat ini, truk rombongan pengangkut autoclave itu sudah tiba di Banyumas. Masih ada sisa perjalanan menuju tempat tujuan, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Djoko melanjutkan, perjalanan kendaraan prioritas membawa muatan tertentu seperti itu, juga selain harus mendapatkan pengawalan ada aturan teknis selama perjalanan. 

Seperti rombongan autoclave itu, Djoko menjelaskan, demi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pengendara di jalan, maka perjalanan hanya dilakukan saat malam hari saja. 

Untuk menghindari risiko dan hal-hal tidak diinginkan, tetapi juga demi kenyamanan dan keamanan para pengguna jalan di jalan dilewati. 

"Maka butuh berhari-hari sampai tujuan padahal bila muatan normal, cuma butuh beberapa jam. Perjalanan kan hanya pada malam saja, saat siang mereka beristirahat. Keamanan perjalanan tentu sudah dipersiapkan sebaik mungkin selama ekspedisi antar kota itu," kata Djoko. 

Meskipun sudah memperhatikan keamanan dan faktor risiko, Djoko tak berpendapat bahwa sepenuhnya aman tanpa ada risiko kecelakaan. Tentu saja, menurut Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata ini, ada risiko dan kemungkinan buruk bisa terjadi selama perjalanan. 

Menurut Djoko, soal keselamatan tentu saja sudah diperhatikan perusahaan dan pihak berwenang memberikan izin. 

"Risiko jelas ada, tetapi perusahaan atau pihak berwenang memberikan izin pasti juga sudah memperhatikan sejauh itu. Jika kita perhatikan, perjalanan yang dilakukan saat malam hari kan itu untuk menghindari risiko fatal jika sampai terjadi hal-hal tidak diinginkan terjadi," kata Djoko. 

Begitulah melihat mengenai aturan keselamatan dalam mengirimkan barang sebesar itu melalui jalur Jalan Raya. Sebab, tak mungkin ada transportasi angkutan lainnya yang memungkinkan untuk digunakan mengangkut tabung raksasa sebesar itu.