Korea Selatan telah meluncurkan prototipe jet tempur KF-21 Boramae, yang
merupakan nama resmi dari proyek Korea/Indonesia Fighter eXperimental
(KF-X/IF-X).
- PUPR Raih Penghargaan Pengelola Surat Berharga Syariah Negara Terbaik
- Migrasi TV Analog ke Digital Jangan Bebani Masyarakat, Sukirman : TV Adalah Hiburan Termurah dan Termudah
- BUMD Dituntut Kreatif Demi Topang Target PAD
Baca Juga
Korea Selatan telah meluncurkan prototipe jet tempur KF-21 Boramae, yang merupakan nama resmi dari proyek Korea/Indonesia Fighter eXperimental (KF-X/IF-X).
Peluncuran dilakukan di pabrik Korea Aerospace Idustries (KAI) di Sacheon, Provinsi Gyeongsang pada Jumat (9/4), dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Selain dihadiri oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, terdapat Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan lebih dari 230 pejabat dari kedua negara yang ikut dalam peluncuran tersebut.
"Era baru dalam pertahanan diri telah datang dan kami telah menetapkan tonggak sejarah dalam kemajuan industri penerbangan kami," kata Moon.
"Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Indonesia yang telah mempercayai kemampuan Korea dan menjadi mitra dalam proyek pembangunan bersama ini. Hingga pembangunan selesai dan kedua negara siap untuk produksi massal untuk merambah pasar negara ketiga, Korea dan Indonesia akan bekerja sama," tambahnya.
KF-21 adalah jet tempur yang dikembangkan bersama dengan Indonesia. Indonesia telah berjanji untuk mendanai 20 persen dari total biaya pengembangan, atau 1,73 triliun won, dengan imbalan 50 pesawat yang akan diproduksi di sana untuk TNI AU, serta transfer teknologi.
Moon mengatakan produksi massal akan dimulai setelah tes akhir, dan Korea berencana untuk mengerahkan 40 unit KF-21 pada 2028 dan 120 unit pada 2032.
Menurut pemerintah, 719 bisnis Korea telah berpartisipasi dalam pengembangan KF-21. Sekitar 65 persen dari lebih 30 ribu bagian yang digunakan dalam pesawat prototipe dibuat di Korea. Administrasi Program Akuisisi Pertahanan dan KAI berencana untuk menaikkan persentase ini.
Pemerintah memperkirakan proyek tersebut sudah menciptakan 2,1 triliun won dan 12 ribu pekerjaan dari 2016 hingga 2020.
Ketika memasuki produksi massal, 100 ribu pekerjaan baru akan tercipta dan 5,9 triliun won nilai tambahan akan dihasilkan.
**
- Mudahkan Perjalanan Keluarga, Anak Usia Enam Tahun Bisa Gunakan Autogate Imigrasi
- Iftar Ramenesia: Rasa Mediterania, Asia, dan Indonesia Ala Nava Hotel Tawangmangu
- Fastlab Pilihan Tepat Bagi Masyarakat