Peringatan Hari ASI sedunia dari tanggal 1-7 Agustus 2021, di Indonesia tidak lepas dari peran Konselor Laktasi.
Konselor/Konsultan Laktasi merupakan tenaga spesialis menyusui yang dilatih secara profesional serta bersertifikat untuk mengajari para ibu cara menyusui bayi yang baik, benar serta tepat.
Mereka membantu para ibu yang mengalami masalah menyusui, seperti kesulitan peletakan, proses menyusui yang terasa menyakitkan, dan produksi ASI yang rendah.
Di Kota Salatiga, sosok Konselor Laktasi yang satu ini terbilang cukup familiar. Titik Anggraini (47), wanita berkerudung ibu empat orang anak ini namanya cukup disegani.
Bagaimana tidak, diberbagai Forum komunikasi dan organisasi khusunya menyangkut wanita dan anak tak pernah luput untuk bersuara.
Bahkan, Titik menjadi satu-satunya sosok muslimah yang acap kali keluar masuk Gereja-gereja di Salatiga untuk mengkampanyekan bahwa ASI merupakan anugerah terindah diberikan Tuhan menjadi hak bayi yang baru dilahirkan.
"Saya memiliki jadwal memberikan pemahaman, masukan serta mengajak ibu-ibu yang baru melahirkan untuk tidak menahan diri memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan dan boleh diteruskan sampai usianya mencapai 2 tahun," kata Titik Anggraini turut mendampinginya secara langsung melakukan visit ke seorang ibu muda, usai melahirkan anak kedua di Salatiga, Rabu (4/8).
Mengantongi sertifikat sebagai Konselor Laktasi sejak mengikuti pelatihan tahun 2012, Titik banyak dipercaya ibu-ibu muda bagaimana menerapkan pemberian ASI yang baik, benar serta tepat. Tak terkecuali, kepada jamaah wanita yang memiliki bayi dengan massa ASI produktif.
"Sebelumnya pandemi Covid-19, setidaknya sudah ada agenda rutin untuk memberikan pelajaran-pelajaran tentang tahapan, pemahaman, manfaat ASI termasuk gizi apa yang harus dikonsumsi para ibu usai melahirkan di Gereja," terang penggiat IKAS (Ikatan Konselor ASI Salatiga) sejak terbentuk tahun 2017 silam.
Meski berbeda keyakinan bukan menjadi penghalang bagi Titik tetap berbagi ilmu dan pengetahuan yang ia dapat selama menekuni dunia Konselor Laktasi.
Yang ditekankan Titik setiap mengkampanyekan ASI, manfaat dari pemberian ASI ini bahkan dapat dirasakan hingga anak memasuki usia dewasa.
"Semakin lama Bunda memberikan ASI, semakin besar pula manfaat yang dapat diperoleh," imbuhnya.
Namun karena pandemi Covid-19, 'kampanye' ke Gereja dialihkan Titik dengan mengagendakan dalam bentuk visit. Dan sejak dua tahun pula, kegiatan di dalam geraja stop karena virus Corona.
Titik lebih gencar memberikan pemahaman menyusui bayi secara sehat saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.m dengan cara melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah ibu yang usai melahirkan.
"Sebagai ganti pertemuan di Gereja ditiadakan dan dialihkan dengan kunjungan langsung atau visit at home saya menekankan agar ibu usai melahirkan tetap menjaga gizi dan nutrisi bagi bayi. Diusahakan di rumah saja menyusui tetap dengan menggunakan masker dan mencuci tangan," pungkasnya.
Dan bagi sang suami, Titik Anggraini juga mengingkatkan sebelum menyentuh bayi terlebih dahulu membersihkan diri dan menanggalkan semua yang dikenakan dari luar.
"Bagaimana pun peran suami sangat dibutuhkan dimasa-masa ibu menyusui," imbuhnya.
Seorang ibu muda Nuh Karunia Prasetya Ningrum (22), warga RT 03 TW VIII, Kelurahan Sidorejo Kidul, Tingkir mengaku ada rasa kenyamanan ketika sosok Titik Anggraini berkunjung.
"Banyak hal yang saya pelajari. Meski telah memiliki anak kedua, namun ada perbedaan antara anak pertama dan kedua," ucap Nuh Karunia Prasetya Ningrum.
Sambil menyusui anak keduanya, Falisha Giska Putri Elmirah, yang bath lahir lahir 9 Juni 2021 lalu, ia pun baru mengetahui jika layudara akan sering diproduksi akan terus menghasilkan ASI. Bahkan, sejumlah mitos dan sugesti terpatahkan dengan kehadiran Titik Anggraini.
"Kuncinya, saya harus bisa berdamai dengan pikiran sendiri. Jika prasangka baik serta mensugesti ASI banyak sangat mempengaruhi," imbuhnya.
- Kepala DKK Salatiga: Konselor ASI Harus Terus Berinovasi
- Hari ASI Sedunia, Konselor: Jangan 'Selingkuh' Dengan Susu Formula