Tirakatan HPN di Monumen Pers Nasional, Pers Independen dan Ikut Menjaga Kerukunan NKRI

Momentum Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang jatuh pada 9 Februari 2023, diikrarkan Pers harus mampu berperan sebagai pembawa kerukunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), melalui penyebaran informasi yang positif. 


Sesuai dengan tema HPN 2023 'Pers Bebas Demokrasi Bermartabat', diharapkan insan pers mampu memposisikan diri sebagai pers yang objektif, independen dan bertanggung jawab. 

Sebagai ungkapan refleksi peran dan kinerja PWI selama 77 tahun, PWI Surakarta menggelar malam tirakatan, di Monumen Pers Nasional (MNP), sebagai tempat lahir PWI.

Tirakatan HPN menghadirkan lima Rektor mewakili akademisi di Solo, yakni Rektor UNS,Rektor UMS, Rektor Unisri, Rektor UNIBA dan Wakil Rektor ISI Surakarta.

Rektor Universitas Sebelas Maret Prof Jamal Wiwoho menyampaikan, pers. sebagai pilar keempat demokrasi punya peran strategis sebagai alat kontrol. 

"Ada lima peran yang harus dijalankan pers. Sebagai sarana penyebaran informasi, alat kontrol sosial masyarakat, penyambung lidah, ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan yang tidak kalah penting, dengan posisi strategisnya sebagai penyebar informasi, pers harus ikut membentuk opini masyarakat dalam rangka menjaga kerukunan NKRI," katanya. 

"Dengan SDM yang baik, pers akan tegak lurus dan punya idealisme. Tidak membolak-balikkan fakta sesuai keinginannya," tandas Prof Jamal.

Rektor Universitas Slamet Riyadi Prof Sutoyo menyoroti posisi pers di tahun politik, yang menurutnya, banyak godaan. 

"Di tahun politik, pers harus bisa memposisikan diri sebagai pers yang objektif, independen dan bertanggung jawab. Tidak berpihak, yang bisa membuat tiga prinsip tersebut tidak terpenuhi. Insan pers harus punya jatidiri dalam menjalankan perannya. Jika sampai tergoda, ya repot," tuturnya. 

Wakil Rektor Institut Seni Indonesia Dr Bambang Sunarto berbicara tentang peran pers bagi perkembangan dunia kesenian. 

Dalam pandangannya, pers sangat berkontribusi dalam perkembangan dunia kesenian hingga menjadi sebaik saat ini. 

"Jika pers tidak dedikatif terhadap dunia seni, terutama di era 80-90an, mungkin dunia seni di Indonesia tidak sebaik ini. Pers yang menyampaikan ke masyarakat, dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, seperti apa kesenian di Indonesia dan perkembangannya," ujarnya. 

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof Sofyan Anif berpandangan, maju dan tidaknya sebuah bangsa tergantung bagaimana peran pers. 

"Pers juga berfungsi memberikan edukasi ke masyarakat. Insan pers harus menjunjung asas keadilan dan objektivitas dalam menyampaikan informasi. Berpegang pada ranah kejujuran," tandasnya.

Sementara Rektor Universitas Islam Batik Dr Amir Junaidi mengatakan, pers yang sehat akan berdampak pada masyarakat yang bermartabat. 

"Agar pers menjadi alat syiar yang sehat dan bermartabat, ada lima prinsip yang harus dijalankan. Beritakan dengan benar, apapun risikonya. Pers harus berperan sebagai pendidik masyarakat, pers sebagai alat kontrol sosial, pers sebagai motivator masyarakat untuk membangun bangsa ini dengan baik berdasarkan UUD 45, serta pers sebagai alat pemersatu bangsa," tegasnya. 

Di sela acara yang didukung UMS, Makanku, Danrem 084/wrt, Kapolres Surakarta dan DPRD Karanganyar dilakukan pemotongan tumpeng. 

Ketua Dewan Penasehat PWI Surakarta Begog D Winarso memotong tumpeng, yang kemudian diserahkan kepada Ketua Dewan Kehormatan PWI Surakarta Andjar Hari Wartono dan wartawan senior Bagus Atas Aji Wilwatikta. 

"Dengan momentum HPN ini kita mendorong masyarakat untuk meningkatkan literasi digital, yang sangat diperlukan di era saat ini. Dengan literasi yang baik, masyarakat tidak akan terjebak pada konten dari media digital, yang seringkali hanya berisi kata-kata tanpa kejelasan faktual," pesan Ketua Dewan Penasehat PWI Surakarta Begog D Winarso.