Tingkatkan Layanan Kesehatan di Jawa Tengah untuk Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Layanan kesehatan di Jawa Tengah harus ditingkatkan lewat program yang masif dan terukur untuk menekan angka kematian ibu dan bayi yang semakin tinggi.


"Kesehatan ibu dan bayi merupakan faktor yang harus menjadi perhatian bersama, karena sangat menentukan dalam membangun kualitas SDM yang unggul di masa datang," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Jawa Tengah, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/4). 

Diberitakan sebuah media, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah mengungkapkan data Triwulan III Tahun 2021 mencatat kematian ibu mencapai 867 kasus, sebelumnya ada 530 kasus kematian ibu melahirkan pada 2020.

Sejumlah faktor kematian ibu di Jawa Tengah pada akhir 2021 dipengaruhi antara lain keterbatasan layanan kesehatan dan gizi bagi ibu hamil selama pandemi, potensi keterpaparan virus, dan komplikasi kehamilan (perdarahan, hipertensi kehamilan, jantung, diabetes).

Lestari mendorong para pemangku kepentingan di Jawa Tengah, segera menindaklanjuti temuan penyebab meningkatnya angka kematian ibu dan bayi. 

Berbagai upaya untuk meningkatkan gizi serta kesehatan ibu dan bayi di Jawa Tengah, tegas Rerie, sapaan akrab Lestari, harus segera dilakukan. 

Partai NasDem Jawa Tengah, ujar Rerie, dalam berbagai kesempatan terus berupaya mengintervensi kesehatan ibu dan bayi lewat pemberian biskuit balita, sejumlah vitamin dan pemeriksaan berkala di sejumlah Posyandu di Jawa Tengah. 

Namun, tegas Rerie, yang juga anggota DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, upaya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi di Jawa Tengah harus dilakukan semua pihak sehingga bisa menjadi satu gerakan di masyarakat. 

Agar, tambahnya, memberikan makanan bergizi sejak dalam kandungan hingga dewasa menjadi pengetahuan dan kebiasaan masyarakat Jawa Tengah yang ujungnya diharapkan mampu menciptakan SDM yang unggul dan berdaya saing.