Tiga Pilar di Kudus Diminta Amankan Desa, Antisipasi Meletusnya Konflik Pilkada

Kapolda Jateng Irjen. Pol. Ahmad Lufi bercengkrama dengan salahsatu aparat Babinsa saat silaturahmi di Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLjateng
Kapolda Jateng Irjen. Pol. Ahmad Lufi bercengkrama dengan salahsatu aparat Babinsa saat silaturahmi di Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLjateng

Kapolda Jateng Irjen. Pol. Ahmad Lutfi mengumpulkan ratusan aparat Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan kepala desa, menjelang pelaksanaan Pilkada Kudus dan Pilkada Jateng 2024.


Alasan sang jenderal polisi berpangkat bintang dua di pundak ini mengumpulkan tiga pilar di Kota Kretek, agar mereka memberikan jaminan keamanan sebagai pengendali wilayah di tingkat desa.  

Langkah itu ditempuh Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, saat memberi arahan ‘Silaturahmi Kamtibmas dengan Tiga Pilar Kabupaten Kudus’ di Grand Ballroom Majesty Palace Hotel Gryptha Kudus, Rabu (22/5/2024) petang.

"Saya tidak ingin wilayah Kudus terjadi konflik horizontal dan komunal, yang diakibatkan kita tidak memahami tugas pokok. Tiga pilar harus terus bersinergi sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing," ujar Kapolda Ahmad Lutfi.

Karena itu, Ahmad Lutfi mengangggap penting untuk mengumpulkan tiga pilar, yakni Babinsa, Bhabinkamtibmas dan kepala desa.

Ahmad Lutfi menceritakan, Indonesia bisa melewati masa pandemi Covid-19, karena gotong royong semua pihak termasuk tiga pilar di setiap daerah.

“Semangat gotong royong, diharapkan bisa terus dilakukan hingga pesta demokrasi pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024 pada November mendatang,” pintanya.

Menurut Lutfi, tiga pilar bisa diandalkan untuk pengamanan Pilkada di Kudus.  Sebab nantinya  saat pengamanan di hari H Pilkada serentak, tidak bisa meminta bantuan perkuatan dari wilayah samping.

"Kudus Pilkada, Pati Pilkada, Grobogan juga Pilkada, semua akan Pilkada pada hari dan jam yang sama. Kuncinya ada di tiga pilar," imbuh Kapolda.

Tak hanya itu, Ahmad Lutfi juga mengenang pengalamannya yang tidak dilupakan. Yakni  saat penanganan kasus pandemi Covid-19 di Kudus beberapa tahun lalu.

Ahmad Lutfi ingat betul bersamaan pandemic Covid-19 dengan varian Delta yang paling menakutkan, meledak pertama kali dari Kudus.

“Saat itu, masyarakat dimana-mana susahnya minta ampun diatur. Pakai masker susah, malam hari disuruh social distancing pada protes. Saat itu, Kapolresnya setiap hari saya ucel-ucel saking tegangnya situasi," ucapnya.

 Namun demikian,  lanjut Lutfi, Indonesia bisa melewati pandemi Covid-19.Kondisi ini merupakan gotong royong semua pihak termasuk tiga pilar di setiap daerah khususnya di Kabupaten Kudus.