Tiga Dalang Muda Kota Kretek Tampil Kolosal di Pagelaran Wayang Hari Jadi Kudus ke-4775

Kepala Disbudpar Kudus Mutrikah menyerahkan lakon wayang kepada tiga dalang muda bertalenta yakni Ki Agung Prabowo, Ki Bayu Kusuma Aji dan Ki Tetuko Timur Nugroho.
Kepala Disbudpar Kudus Mutrikah menyerahkan lakon wayang kepada tiga dalang muda bertalenta yakni Ki Agung Prabowo, Ki Bayu Kusuma Aji dan Ki Tetuko Timur Nugroho.

Tiga dalang tampil eksis di pagelaran wayang kulit di Balai Jagong Kudus, Sabtu (17/9) malam. Seniman bertalenta tersebut adalah Ki Agung Prabowo, Ki Bayu Kusuma Aji dan Ki Tetuko Timur Nugroho.


Mereka tampil bergantian dalam pagelaran wayang kulit yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus. Mereka, membawakan lakon 'Parikesit Jumeneng Ratu'.

Ratusan masyarakat pun antusias hadir menyaksikan pagelaran wayang kulit dalam rangka Hari Jadi Kota Kudus ke-475 ini. Pagelaran wayang kulit ini bukan sekadar hiburan, namun juga salah satu komitmen melestarikan warisan budaya dan kesenian yang telah diwariskan para leluhur.

“Wayang kulit ini mengandung nilai luhur yang sangat mendalam di segi moral, spiritual, ataupun sosial." Ujar Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah.

Melalui kisah lakon  Parkesit Jumeneng Ratu dalam pagelaran wayang kulit ini, kata Mutrikah, menjadi sebuah perenungan atas perjuangan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab seorang pemimpin dalam menjaga dan memajukan negeri yang dipimpinnya.

Menurut Mutrikah, lakon wayang kali ini menjadi pengingat bahwa perubahan dan perkembangan yang dialami Kudus selama ini, adalah hasil dari kepemimpinan yang baik.  

“Selain itu, berasal dari proses sejarah panjang Kota Kudus dengan kekayaan budayanya, selalu menjadi simbol keharmonisan antara budaya tradisional dan kemajuan zaman,” jelasnya.

Di usia Kudus yang ke-475 tahun ini, Mutrikah mengajak masyakat Kudus memperkuat jati diri sebagai masyarakat yang cinta budaya, berdaya saing dan berwawasan luas.

Pihaknya juga berharap agar generasi muda bisa selalu semangat dalam melestarikan dan mencintai budaya lokal yang dimiliki Kudus.

”Dengan menjaga budaya dan tradisi, kita tidak hanya menghormati para leluhur, tetapi juga turut berperan dalam membangun masa depan yang lebih baik, dengan tetap berakar pada nilai-nilai kebudayaan yang kita junjung tinggi,” tukasnya.