Cerita di kampus Fakultas Kedokteran tentang senioritas dan beratnya pergaulan ternyata memang benar. Bukan sebatas cerita, namun alumni dan mahasiswa pun mengakui sering merasakan sendiri.
- Gubernur Ahmad Luthfi: Investasi sPendidikan Dan Pekerjaan Selaras
- Mendikdasmen Mu’ti Akan Kembali Berlakukan Penjurusan SMA
- Halalbihalal SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo, Hadirkan Dua Pendongeng Inspiratif
Baca Juga
Salah satunya, Ani, nama sebenarnya tetapi bukan panggilan sehari-hari, mahasiswi salah satu kampus ternama di Jawa Tengah. Menurut dokter muda ini, banyak yang sering depresi karena mendapatkan pergaulan tidak sehat dan membuat tekanan mental.
"Capeknya kuliah tak seberapa dengan perjuangan untuk bisa punya banyak teman dan senior sih. Beban mental jadinya, mau berbuat apa-apa nggak nyaman karena risih sama teman-teman dan senior. Kadang-kadang mereka dekat tetapi memanfaatkan kita," kata Ani.
Tak berbeda, Mia, mahasiswi di program studi Pendidikan Dokter di kampus sama dengan Ani, merasakan kuliahnya berantakan karena merasa stres depresi dan gagal dalam pertemanan. Namun, demi fokus kuliah akhirnya memilih menjadi pribadi tertutup, meski tak punya banyak teman.
"Mending sendirian nggak banyak teman di kampus tetapi kuliah selesai tepat waktu, dan pokoknya jangan sampai IPK jelek. Ya, kesana kemari bisa lah semuanya kerjain sendiri. Kalau lihat pertemanan kadang jadi beban. Lha dijalani saja bisa. Hehehe, pokoknya nggak berharap lebih sama teman-teman di kampus," terang Mia sambil cerita pengalamannya.
- Dari Demak: 350 Pohon Alpukat Aligator Siap Gebrak Pasar Nasional!
- Lenggak-Lenggok Emansipasi, Ketika Tari Menjadi Bahasa Perjuangan Perempuan
- Cegah Kecelakaan Dan Balap Liar, Jalan Desa Getas Blora Dipasang Pita Kejut