Teh Gununglangit: Produk Lokal Berkualitas Tinggi dari Banjarnegara

Suasana pabrik teh asli di Desa Gununglangit Kalibening Kabupaten Banjarnegara. dok Bumdes Gununglangit
Suasana pabrik teh asli di Desa Gununglangit Kalibening Kabupaten Banjarnegara. dok Bumdes Gununglangit

Dilansir dari halaman wikipedia, Teh adalah minuman yang mengandung kafeina, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas.


Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi empat kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya teh rosehip, camomile, krisan, dan jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

Teh merupakan sumber alami kafeina, teofilin, dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Cita rasa agak pahit dari teh merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Di Desa Gununglangit Kecamatan Kalibening, dengan jumlah penduduk 2.990 jiwa hampir 100 persen masyarakat menanam tanaman tersebut dan menjadi penghasilan utama pertanian.

Kepala Desa Gununglangit Kecamatan Kalibening Banjarnegara, Soleh mengatakan, Gununglangit terletak di cekungan yang merupakan perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Pekalongan.

Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Gununglangit adalah bertani, baik persawahan maupun perkebunan teh. 

“Desa Gununglangit terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Gunungsari, Gununglangit, Glusur dan Gamblok. Tidak hanya teh, hasil pertanian lainnya juga ada di Gununglangit seperti padi, kopi arabika,” kata Soleh.

Setelah BUMDES mendirikan usaha pengolahan teh, penghasilan petani menjadi lebih meningkat dan pasti karena BUMDES menggunakan sistim tunai yaitu setoran daun teh ditimbang dan langsung dibayar tidak seperti pabrik teh lainnya.

Sekdes Gununglangit, M Husen mengatakan terdapat 42 hektar lahan berisi tanaman teh yang sudah rutin berproduksi.

“Pada akhirnya, Pemdes mengambil peluang tersebut dengan mendirikan unit usaha dari BUMDES berupa pengolahan daun teh masyarakat sehingga petani teh tidak lagi menggantungkan setoran daun ke pabrik teh yang selama ini menjadi tempat setoran daun teh mereka,” katanya.

Pabrik pengolahan daun teh tersebut menggandeng pihak ketiga sehingga pengolahan yang dilakukan sudah modern higienis dan terjamin mutunya.

Ada dua jenis teh yang dihasilkan yaitu teh hijau dan teh merah. Dua jenis teh tersebut sudah menjadi bahan baku pabrik-pabrik besar pembuat miuman teh yang ada di Indonesia.

Menurut Husen, Pemdes melalui BUMDES terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan mutu dan kualitas hasil produksi teh tersebut.

Termasuk sedang menyiapkan langkah mengurus merk produk teh sendiri sehingga dapat menjadi usaha ekonomi produktif.

“Selama ini kami masih mengolah setoran pucuk daun teh masyarakat untuk dijadikan bahan baku ke pabrik minuman teh. Kami sedang menyiapkan langkah agar memiliki merk dagang sendiri. Yang paling penting, teh produksi kami tanpa campuran bahan kimia apapun alias murni daun teh,” katanya.

Kapasitas produksi teh kering tiap bulan rata-rata 15-25 ton. Namun, juga tergantung dari jumlah setoran daun teh dari petani. Produksi sudah tidaklagi bergantung pada cuaca karena sudah menggunakan mesin modern mulai dari pelayuan, penggilingan, pengeringan hingga 2 kali, pemrosesan akhir.

Menurut Husen, minum teh dipercaya sangat baik bagi kesehatan diantaranya, melawan radikal bebas, membantu menurunkan berat badan, membuat kulit lebih sehat, menurunkan stres, menurunkan risiko diabetes,menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan kesehatan jantung, membuat gigi lebih kuat, memperbaiki kualitas tidur, meningkatkan metabolisme tubuh. 

“Yuk minum teh asli tanpa campuran kimia apapun hasil produksi BUMDES Gununglangit Kalibening Kabupaten Banjarnegara. Minuman sehat menguatkan produk lokal,” kata Husen.