Banjir melanda Kota Pekalongan diperparah dengan jebolnya tanggul sungai Meduri. Panjang tanggul jebol diperkirakan mencapai 50 meter.
- Magelang: Hari Buruh Internasional Atau May Day (Labour Day) Harus Bisa Menguatkan Solidaritas Tripartit
- Ini Keterangan Polres Blora Terkait Kecelakaan Kerja di RS PKU Muhammadiyah
- Tragedi Karnaval Pemalang, Lima Pemuda Berkostum Shaun The Sheep Terbakar Saat Perayaan HUT RI
Baca Juga
Sulton, warga Dukuh Meduri, Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, mengatakan, tanggul jebol pertama pada Minggu (1/1). Saat itu tanggul yang jebol baru belasan meter.
"Kami khawatir bila tanggul tidak segera diperbaiki akan memperparah kondisi banjir dan rob. Lalu air melimpas lagi," katanya, Senin (2/1).
Saat ini pembangunan tanggul darurat sedang kerja berlangsung. Pembangunan dilakukan dengan kerja bakti antara warga Desa Pacar Kabupaten Pekalongan dan Kelurahan Tirto Kota Pekalongan yang dibantu TNI.
Lokasi jebolnya tanggul merupakan perbatasan antara Kota Pekalongan dengan Kabupaten Pekalongan.
Pengerjaan tanggul darurat dengan menggunakan bambu dan sandbag atau karung berisi tanah.
Komandan Rayon Militer (Koramil) Kecamatan Pekalongan Barat, Kapten Inf Abdul Mutholib mengatakan, pengerjaan tanggul darurat ditargetkan cepat selesai. Sebagai antisipasi adanya naiknya air rob atau air kiriman dari hulu, yang bisa memperparah kondisi banjir di Kota Pekalongan.
"Lokasi tanggul jebol dikepung banjir dengan ketinggian air yang membuat droping sandbag harus terpaksa dilansir terlebih dahulu," ungkapnya.
Di sisi lain, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha menyebut jumlah warga Kota Pekalongan mengungsi karena banjir meningkat. Kini, jumlah pengungsi yang tersebar di 21 titik pengungsian mencapai 1.964 jiwa.
- Tersambar Kereta Api, KAI Berharap Warga Tidak Beraktivitas di Sekitar Rel
- Pria Sragen Diduga Nekat Bunuh Diri Dengan Terjun Ke Sungai Bengawan Solo
- Tengkorak Kepala dan Tulang Paha di Hutan Sukun Masih Misteri