Anak perempuan tidak akan dikecualikan dari pendidikan di Afghanistan. Setidaknya hal itu yang tercermin dari pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok Taliban awal pekan ini.
- Komunitas Diaspora Indonesia Sebut Usulan Nama Jalan Soekarno-Ataturk Bentuk DIplomasi Tingkat Tinggi
- Sarah Gilbert, Penemu Vaksin AstraZeneca Diapresiasi Di Wimbledon
- Pangkalan Militer Rahasia Dibangun di Pulau Terpencil Di India
Baca Juga
Dalam konferensi pers pada Selasa (21/9), jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid menegaskan bahwa anak-anak perempuan di Afghanistan akan diizinkan kembali ke sekolah sesegera mungkin, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Pernyataan ini dikeluarkan tidak berapa lama setelah pekan kemarin Taliban kembali membuka sekolah, namun hanya anak laki-laki yang diizinkan masuk sekolah sejak Sabtu (18/9). Di Afghanistan, awal pekan dimulai pada hari Sabtu.
Langkah tersebut mendapat sorotan dari banyak pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Banyak yang menilai bahwa Taliban kembali menghidupkan luka lama dengan membatasi ruang gerak dan akses pendidikan bagi anak perempuan.
Namun Taliban agaknya hendak mematahkan stigma semacam itu dengan meluruskan bahwa anak perempuan belum diizinkan kembali ke sekolah karena alasan keamanan.
"Kami sedang menyelesaikan banyak hal, itu akan terjadi sesegera mungkin," kata Mujahid, sebagaimana dimuat AFP.
Dia menambahkan bahwa lingkungan belajar yang aman perlu dibentuk sebelum anak pperempuan diizinkan kembali ke sekolah.
- Ratu Elizabeth II Kirim Ucapan Selamat Atas 73 Tahun Berdirinya Korea Utara
- Brisbane Lockdown Cepat Guna Cegah Penularan Covid-19
- Seribu Petugas Dikerahkan untuk Bantu Memerangi Kebakaran Hutan Yunani