Project Manager Tol Road Development Semarang-Demak IA Adhi Setyawan mengaku kesulitan meyakinkan masyarakat pemilik lahan yang terkena dampak pembangunan.
- Cari Air Bersih, Pemprov Jateng Gandeng Undip Ciptakan Desalinasi Air
- DPRD Jateng Matangkan Arahan Gubernur Soal Penggabungan Lembaga
- Asa Warga Jaten Punya SMA Negeri Kian Jauh Panggang dari Api
Baca Juga
Menurutnya, pihak kontraktor sendirian tak sanggup mengatasi hal ini, karena masyarakat sulit diajak mediasi, terutama soal harga tanah yang diminta warga yang menjadi salah satu penyebabnya.
"Masalah pembebasan lahan paling sulit karena tidak ada titik temu kontraktor dan masyarakat. Buntu, padahal jika sudah siap, pengerjaan proyek bisa dilanjutkan dan dikebut," kata Adhi, Jumat (9/8).
Karena itu, ia mengaku akan meminta bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk masalah pembebasan lahan dan ganti rugi ini.
"Kita sudah minta bantuan ke pemerintah provinsi Jawa Tengah agar bisa mendorong masyarakat bisa menyepakati nilai ditetapkan. Jika lama sekali proses ini, risikonya membuat proses konstruksi terkendala. Jika deal antara pemerintah, kita selaku kontraktor, dan masyarakat, kemungkinan bisa on time sesuai target," terang Adhi.
Adhi pun berharap, kepastian soal pembebasan lahan warga yang terkena proyek pembangunan ini bisa selesai 2024 ini.
"Tetap harus 2024 ini selesai semuanya untuk lahan. Kita tidak ingin target 2025 siap kembali tertunda karena masalah lahan," harap Adhi.
- Cari Air Bersih, Pemprov Jateng Gandeng Undip Ciptakan Desalinasi Air
- DPRD Jateng Matangkan Arahan Gubernur Soal Penggabungan Lembaga
- Tol Semarang-Demak Seksi 1 Terhambat Pembebasan Lahan