Tak Cuma Pakan, Sapi Kurban Juga Diasup Jamu Tradisional Supaya Tetap Sehat

Azis, Peternak Sekaligus Pedagang Sapi Kurban Sedang Mengamati Sapi Simental Cross Yang Dia Jual, Di Lapaknya, Sauki Farm, Di Jl Kol Hadijanto RT03/RW05, Di Jalan Raya Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (08/06) Sore. Sapi Simental Cross Yang Terbaik Terbesar Di Kota Semarang Ini Dia Tawarkan Rp150.000.000. Soetjipto/RMOLJawaTengah
Azis, Peternak Sekaligus Pedagang Sapi Kurban Sedang Mengamati Sapi Simental Cross Yang Dia Jual, Di Lapaknya, Sauki Farm, Di Jl Kol Hadijanto RT03/RW05, Di Jalan Raya Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (08/06) Sore. Sapi Simental Cross Yang Terbaik Terbesar Di Kota Semarang Ini Dia Tawarkan Rp150.000.000. Soetjipto/RMOLJawaTengah

Hari Iduladha semakin dekat, tinggal 10 hari lagi. Pedagang ternak sapi dan kambing pun semakin meningkatkan pemasarannya kepada konsumen.


Selain pintar-pintarnya menjaring pembeli, ada sisi lain dari penjualan ternak ini, yaitu bagaimana para pedagang menjaga kebugaran dan kesehatan sapi dan kambing kurban supaya tidak sakit. 

Pasalnya, bukan hanya merawat ternak yang belum laku, namun mereka juga bertanggung jawab untuk menjaga hewan yang sudah laku dan sudah dibeli oleh konsumen.

Sebab hewan ternak yang sudah dibeli, masih tetap dititipkan ke pedagang. Kelak pada H-1 atau malam Iduladha, barulah pedagang melakukan penghantaran ke alamat yang diberikan pihak pembeli. 

Kesehatan hewan kurban pun menjadi tanggung jawab pihak penjual.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Azis Muslim, peternak sekaligus pedagang hewan kurban di Jl Kol Hadijanto RT 03 RW 05, di Jalan Raya Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang. Ia menjaga dan menjamin penuh kesehatan hewan kurban yang dijualnya. 

"Kambing kalau hujan dan panas berisiko masuk angin dan bisa mati. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan ini, menjadi risiko bagi penjual untuk mengganti kepada konsumen, dengan harga dan bobot yang sama. Buka lapak dua, tiga minggu sampai satu bulan, bisa saja ada yang mati. Ini menjadi risiko," ujar dia di lapaknya, yang diberi nama Kios Hewan Kurban Sauki Farm, Sabtu (08/06) sore. 

Bahkan kambing dari pasar kalau langsung diberi minum, malah mudah mati. Demikian juga sapi tidak boleh langsung diberi minum. "Dibiarkan sehari dua hari dulu, barokah diberi minum," kata dia.  

Untuk itulah, sebagai pedagang sekaligus peternak, Azis yang merupakan generasi kedua meneruskan usaha peternakan ayahnya, Sodikun, melakukan perawatan rutin. 

Bahkan untuk sapi, rutin diberi jamu tradisional Jawa berupa racikan temulawak, madu, dan telur 10 butir untuk setiap ekor sapi. 

"Pemberian jamu setiap satu bulan sekali," tutur Azis yang pedagang sekaligus peternak sapi. 

Sedangkan untuk asupan gizi harian selain pakan berupa rumput pilihan, juga katul, sentrat, ampas tahu, polar (seperti katul tapi berasal dari bahan kulit gandum, serta kulit dan buah singkong mentah.  

Untuk itulah dia mengaku sapi kurban memerlukan biaya perawatan tersendiri, sehingga bisa terjamin kesehatannya. 

Seperti yang dia contohkan, yaitu tiga ekor sapi simental cross (persilangan) yang dia miliki, yang termasuk sapi terbesar di Jawa Tengah, berbobot masing-masing 1.159 kilogram (1,1 ton), 950 kilogram, dan 1.050 kilogram (1,04 ton). Ketiga sapi ini dia beri nama Tami, Janoko, Bimo. Ketiga ekor sapi ini memerlukan biaya perawatan tidak sedikit.

"Sapi jumbo simental ini memerlukan perhatian khusus, satu bulan sekali saya kasih ramuan seperti jamu, madu, telur, temulawak. Biaya perawatan per harinya Rp60.000. Tiga ekor Rp180.000 sehari. Sapi simental cross ini sudah saya rawat selama 4 tahun, kalau dihitung-hitung biaya perawatannya sudah Rp 60.000.000," ujar dia. 

Oleh karena itulah dia juga menawarkan harga khusus untuk ketiga kalinya itu, yaitu masing-masing Rp150.000.000 untuk sapi yang dia beri nama Tami yang berbobot 1,1 ton atau 1.150 kg. 

Selain Simental, Azis juga menyediakan sapi Limosin, serta sapi dengan bobot standar. 

Sejalan dengan peningkatan pemasaran, sepekan menjelang Iduladha ini, Azis juga merasakan penjualan mulai meningkat. 

Pembeli berasal dari kalangan panitia Idul Adha masjid, perorangan, perusahaan swasta, maupun instansi pemerintah.  

"Ada pegon, po, simental, Limosin. Harganya Rp20.000.000an sampai Rp35.000.000an," kata Azis lagi..  

"Sapi dengan harga Rp20.000.000an berbobot 280 kilogram. Kalau yang harga Rp35.000.000an, bobot sekitar 600 kg, free ongkir," pungkas Azis.

Sodikun, Penjual Hewan Kurban Saat Melayani Konsumen Kambing, Di Lapaknya, Jl Kol Hadijanto RT 03 RW 05, Di Jalan Raya Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (08/06) Sore. Sepekan Menjelang Hari Iduladha, Penjualan Dirasakan Meningkat. Soetjipto/RMOLJawaTengah

Ada pun untuk hewan kurban kambing, harga mulai Rp3.000.000 untuk kambing Jawa Randu (blasteran dengan kambing PE pejantan),  sampai Rp 8 juta yaitu kambing etawa.