Hasil survei terbaru Y-Publica menunjukkan bahwa elektabilitas Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita dan Iswar Aminuddin merupakan yang tertinggi jelang Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Kota Semarang.
- Momen Haru Akad Nikah Putri Politisi PDI-P, Ganjar Pranowo Hadir Jadi Saksi Nikah
- BEM STIMIK Tunas Bangsa Banjarnegara Ajak Masyarakat Tolak Hasil Revisi UU TNI, Kepolisian, Dan Kejaksaan
- Patuh Instruksi Megawati, Bupati Karanganyar Tunda Retret Kepala Daerah PDI-P
Baca Juga
Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono mengatakan hasil survei yang digelar pada 12-20 Mei 2024 di kota Semarang menunjukkan ada 4 (empat) nama yang meraih elektabilitas cukup tinggi dalam persaingan merebut kursi Wali Kota Semarang, yaitu Hevearita Gunaryanti Rahayu, Iswar Aminuddin, Ade BhaktiAriawan, dan A.S. Sukawijaya (Yoyok Sukawi).
“Namun, dari empat nama itu, nama Hevearita (Mbak Ita) dan Iswar Aminuddin konsisten menempati urutan pertama dan kedua. Mbak Ita dengan elektabilitas 14.2% dan Iswar Aminuddin dengan 12.5%,” kata Rudi Hartono, saat rilis survei di Semarang, Kamis (30/05).
Rudi menjelaskan, elektabilitas kedua kandidat itu banyak dipengaruhi oleh approval rating effect, yaitu pengaruh tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan sekarang.
“Banyak studi yang menunjukkan, approval rating yang tinggi akan memberikan efek elektoral kepada kandidat yang menjadi bagian dari pemerintahan tersebut,” jelasnya.
Untuk diketahui, kedua kandidat tersebut menjadi kunci di pemerintahan kota Semarang saat ini: Mbak Ita sebagai Walikota dan Iswar Aminuddin sebagai Sekretaris Daerah.
Rudi melanjutkan, pengaruh approval rating dengan elektabilitas sejalan dengan temuan survei soal preferensi politik pemilih yang mengedepankan rekam jejak dan integritas dalam menentukan pilihan politik.
Faktor rekam jejak kandidat sangat mempengaruhi preferensi politik pemilih. Sebanyak 29.7% responden mempertimbangkan rekam jejak kandidat dalam menentukan pilihan. Faktor lainnya adalah integritas (21.6%), program perjuangan (18.1%), merakyat (15.8%), dan religius (9.2%),” ungkapnya.
Namun, Rudi juga mengingatkan, peta politik jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang masih sangat berpotensi berubah karena tingginya pemilik suara yang belum tentukan pilihan (undecided voters) dan pemilik suara yang masih mengayun pendapatnya (swing voters).
“Jumlahnya lebih dari 30%. Mereka adalah pemilih kritis. Umumnya kelas menengah dan anak muda yang baru akan memantapkan pilihan saat mendekati hari pemungutan suara,” katanya.
Menurutnya, pemilih mengayun atau swing voters cenderung menunggu penetapan kandidat, kampanye, debat kandidat, dan sosialisasi visi-misi para kandidat sebelum memantapkan pilihan.
“Kandidat yang bisa mengemas kampanye dengan menarik dan kekinian, yang bisa memanfaatkan platform media sosial dengan sebaik-baiknya, gaya kampanye dan komunikasi yang menarik, akan berpotensi menarik kaum swing voters ini,” jelasnya.
Survei Y-Publica digelar pada 12-20 Mei 2024. Penarikan sampel menggunakan metode pengambilan sampel acak atau multistage random sampling. Jumlah sampel sebesar 800 responden, yang mewakili 16 kecamatan di Kota Semarang.
Margin of error (toleransi kesalahan) dalam survei ini adalah 3.4% dan tingkat kepercayaan 95%.
- Wonogiri: Rencanakan Pendirian Kopdes Merah Putih Bertahap Sesuai Kesiapan Desa
- Catatan Duet Ahmad Luthfi – Taj Yasin Memimpin Jateng (1)
- Wagub Jateng Ingin Ada Tambahan Ekstrakurikuler Keagamaan Di Sekolah