Manulife Asia Care Survey mencatat penetrasi pasar asuransi di Indonesia masih cukup rendah.
- Oemah Belimbing Madu, Usaha Anti Tengkulak!
- Semen Gresik Raih Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
- BPR Bank Daerah Karanganyar Raih The Best Regional Champion 2024
Baca Juga
Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia, Ryan Charland mengatakan, Manulife melakukan survei Asia Care dilaksanakan secara daring melalui kuesioner yang diisi secara mandiri oleh responden di delapan market. Diantaranya China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Pada survei yang dilakukan pada November 2021 itu, kata dia, responden dari Indonesia berjumlah 1.196 orang.
“Responden ini termasuk nasabah asuransi dan yang belum memiliki asuransi, namun memiliki niat membeli,” katanya, dalam siaran pers, Rabu (16/2).
Dia menyebutkan, dari seluruh responden Indonesia, 60% di antaranya sudah memiliki asuransi baik asuransi kesehatan sebesar 35% dan asuransi jiwa sebesar 29%.
Ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar terendah yang tercakup dalam Asia Care Survey yang juga mencerminkan rendahnya tingkat penetrasi asuransi di Indonesia.
“Apa yang juga diungkapkan oleh survei ini adalah ada beragam peluang luar biasa bagi kami untuk melayani nasabah di Indonesia, terutama mengingat tingkat penetrasi asuransi yang rendah dan kesenjangan perlindungan yang tinggi di negara ini,” tambah Ryan Charland.
Dia melanjutkan, Manulife berupaya untuk memperkecil kesenjangan itu, serta membantu kehidupan nasabah untuk semakin hari semakin baik.
“Kami melakukannya dengan terus memberikan saran dan solusi untuk mewujudkan keamanan finansial, karena kami memberdayakan kesehatan dan kesejahteraan berkelanjutan melalui produk yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah kami,” papar dia.
- Manulife Saving Protector Berikan Rasa Aman Masuki Masa Pensiun
- Manulife Indonesia Sediakan Asuransi Jiwa bagi Pengidap HIV Positif
- Perencanaan Pensiun Harus Diimbangi Perhatian Terhadap Biaya Kesehatan