Supaya Tidak Bisa Terlacak, Bandar Arisan Online Salatiga Gunakan Kendaraan "Bodong"

Bangunan tempat cucian mobil yang diduga salah satu aset RS alias Maryuni Kemplink di kawasan perempatan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Pulutan, Salatiga.
Bangunan tempat cucian mobil yang diduga salah satu aset RS alias Maryuni Kemplink di kawasan perempatan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Pulutan, Salatiga.

RS alias Maryuni Kemplink, bandar utama arisan online  'FLat Duos' yang menggegerkan Jawa Tengah diduga telah menyiapkan aset kekayaannya agar tak mudah dilacak.


Keterangan kerabat RS, wanita muda kelahiran 1991 dan telah dua kali menikah tersebut memiliki lima mobil mewah, tiga motor mewah, tiga rumah serta satu tempat cucian mobil modern.

"RS itu memiliki lima mobil mewah diantaranya semuanya dengan plat nomor AD, enam motor diantaranya KTM, NMax semuanya dengan status 'bodong' alias tidak mengantongi BPKB hanya STNK saja. Semua kendaraan itu beli di pasar gelap," ungkap ID, kerabat RS ditemui di kawasan Sarirejo, Salatiga, Senin (23/8).

ID menegaskan, semua telah disiapkan RS dengan rapi agar ketika masalah arisan lelang online ini 'boom' tidak akan mudah terlacak oleh pihak mana pun.

ID yang seorang pengusaha ini, tak ingin dikuak identitasnya karena ia sangat paham betul siapa RS. Ia pun mengisahkan jika RS juga memiliki tiga rumah dengan kondisi seluruhnya 'ngontrak'.

"Seluruh aset tak bergerak seperti itu kenapa kontrak, atau mobil dan motor mewah mengapa bodong beli di pasar gelap karena jika geger seperti ini RS akan mudah meninggalkan dan tidak rugi. Dia cerdas," paparnya.

Tak hanya aset kendaraan, rumah serta perhiasan saja yang dimiliki RS selama mengelola arisan online dengan anggota ratusan orang itu, tapi juga sebuah tempat cucian mobil modern dikawasan Pulutan, Salatiga dengan logo MK, kepanjangan dari nama gaul RS, Maryuni Kemplink pun masih berdiri kokoh.

"Jadi uang arisan itu, dialihkan ke dalam bentuk benda tak bergerak dan bergerak. Pokoknya, arisan ini karena kepercayaan yang membuat para korban tegiur, rasa penasaran membuat korban berkali-kali ikut," paparnya.

Sementara, Ketua RT 03, RW II, Pulutan, Kecamatan Sidorejo Ashuri saat dikonfirmasi dikediamannya menerangkan ia sama sekali belum pernah bertemu pemilik cucian mobil yang dibangun dua bulan terakhir namun belum tuntas itu.

"Saya tahu ada bangunan baru tempat cucian mobil cukup modern, karena menggunakan sistem hidrolik didalamnya. Tapi sampai saat ini, pemilik tidak pernah lapor atau pun datang ke tempat saya. Jadi saya tidak tahu pemiliknya," ucap Ashuri.

Ia pun menyayangkan, bagi pengelola atau pemilik usaha di kawasan RT yang menjadi tanggungjawabnya tidak 'kulonuwon' terlebih dahulu.

Ketika disinggung apakah ia mengetahui, jika pemilik tempat cucian MK adalah bandar utama arisan lelang online 'FLat Duos' yang sampai saat ini masih berstatus 'kabur', Ashuri hanya tersenyum.