Stafsus Kemnaker RI Sebut Industrialisasi di Batang Momentum Petani

Industrialisasi yang sedang terjadi di Kabupaten Batang tidak akan menggerus sektor pertanian. Sebaliknya, kebutuhan pangan yang meningkat jadi salah satu dampak positif industrialisasi.


Hal itu dikatakan Staf Khusus Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia, Caswiyono Rusydie Cokrowongso saat menghadiri HUT Omah Tani ke-25 di Desa Simbangdesa, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang.

"Dengan banyaknya industri yang datang ke Kabupaten batang, banyak pekerjaz banyak pengunjung yang datang ke batang itu membutuhkan bahan pangan yang sangat banyak," kata pria asli Batang itu, Minggu (2/7).

Ia menyatakan sektor pertanian  akan bergerak secara otomatis untuk menyediakan bahan pangan. Tentunya bagi ekosistem industri yang terbangun.

Caswiyono menyebut bahwa di Kabupaten Batang saat ini ada proyek strategis nasional, Kawasan Industri Terpadu Batang yang sedang dibangun. Potensi tenaga kerja hingga 280 ribu pekerja.

Selain itu juga muncul Batang Industrial Park, sebuah kawasan industri milik swasta. Lalu, banyak muncul industri baru di Kabupaten Batang.

"Menurut saya, itu momentum. Jangan berpikir bahwa industrialisasi itu menggerus sektor pertanian. Justru sebaliknya, industrialisasi itu akan berdampak pada sektor sektor lain, termasuk sektor pertanian," ucapnya.

Ia menyampaikan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan adalah penyiapan petani. Lalu persiapan ekosistem usaha mulai hulu sampai hilir.

Di sisi lain, ia juga mengapresiasi keberadaan Omah Tani yang sudah membela kaum tani di Kabupaten Batang. Bahkan bisa memperjuangkan kesejahteraan untuk petani.

"Omah Tani mendorong redistribusi lahan melalui reforma agraria dan perhutanan sosial agar petani dapat mendapatkan akses terhadap lahan dan sumber daya pertanian itu sendiri," ucapnya.

Caswiyono menuturkan langkah selanjutnya setelah petani mendapatkan lahan adalah memanfaatkannya. Bagaimana petani bisa bertani dengan lebih baik sehingga lebih sejahtera dan produktif. 

Isu selanjutnya adalah bagaimana petani punya kemampuan dan kemampuan kompetensi untuk mengelola lahan. sehingga bisa meningkatkan produktivitas pertanian.