Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Inovasi, Pendidikan, dan Daerah Terluar Dr. (Cand.) Gracia Josaphat Jobel Mambrasar, S.T., B.Sc., M. B. A M. Sc., EdM., mengapresiasi kegiatan Indonesian International Culture Festival (IICF) 2024 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
- Dari Armada Cheng Ho ke Strategi Trump, Tantangan Hukum dalam Kepemimpinan Global
- Kudus, Jadi Wakil Indonesia Dikancah Internasional
- Diplomat Somalia Kunjungi UMKU Bahas Program Kerja sama Internasional
Baca Juga
Pasalnya, IICF 2024 ini memberikan panggung bagi semua kalangan untuk mengenal keberagaman budaya Indonesia melalui UKSW.
Hal ini diungkapkan Gracia usai
Seminar nasional IICF 2024 di Kampus UKSW, Jumat (7/6).
Seminar nasional IICF 2024 menghadirkan narasumber lain Dekan Fakultas Teologi UKSW Pdt. Izak Yohan Matriks Lattu, Ph.D itu, mengupas tuntas tentang harmoni antara budaya lokal dan internasional.
Dr. (Cand.) Gracia Josaphat Jobel Mambrasar menekankan bahwa generasi muda harus mencintai keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.
"Semakin kaya budaya kita, maka semakin banyak inovasi yang dihasilkan, ini menjadi kekuatan kita," paparnya.
Lebih jauh disampaikannya, Indonesia dikenal oleh dunia internasional karena keberagaman budayanya. "Oleh karena itu upaya yang kita lakukan untuk menjaga pluralisme adalah dengan menciptakan ruang-ruang diskusi dengan pikiran yang terbuka," jelasnya.
Ia menekankan bahwa nilai suatu budaya tidak hanya dilihat dari penggunaan baju adat, tarian daerah, dan bahasa daerah saja, tetapi dari nilai-nilai hidup yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seminar nasional bertajuk “Unity in Diversity: Harmoni Antara Warisan Budaya Lokal dan Internasional", diikuti sedikitnya 500 peserta itu, diikuti berbagai unsur civitas academica UKSW, perwakilan 21 etnis dari Sabang sampai Merauke yang ada di UKSW, lembaga internasional seperti Limitless Learning Center (LLC), Linnaaw Student Center, Lembaga Kursus dan Pelatihan Pelangi Nusantara Salatiga hingga perwakilan SMP dan SMA di wilayah Kota Salatiga.
Tahun ini, kegiatan IICF 2024 yang diinisiasi oleh Senat Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW mengangkat tema “Bersatu untuk Indonesia”.
Narasumber lain, Pdt. Izak Yohan Matriks Lattu menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mengharmonikan budaya lokal dan internasional. "Budaya lokal dan internasional dapat harmoni ketika kita hidup dengan bersimpati kepada budaya orang lain," jelasnya.
Selain itu, ia menuturkan bahwa setiap individu harus bangga dengan keberagaman budaya yang ada di Indonesia dan secara bersama-sama menjaga kekayaan budaya tersebut. “Dengan kekayaan keberagaman dan potensi yang ada di Indonesia seharusnya menjadi sebuah kebanggan bagi kita, karena orang luar belajar banyak dengan apa yang kita miliki,” paparnya.
Sementara, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian (WR KK) Prof. Yafet Yosafet Wilben Rissy, S.H., M.Si., LLM, Ph.D (AFHEA)., menyampah terima kasihnya kepada kedua pembicara yang telah berbagi pikiran dan pengalaman mereka tentang pentingnya melestarikan keberagaman budaya Indonesia.
Ia berharap seluruh peserta mendapatkan pelajaran dari kedua pembicara tentang bagaimana mengelola berbagai potensi dan keberagaman budaya yang ada di negara.
Prof Yafet menambahkan, keberagaman budaya, etnis, agama, pandangan politik di satu sisi adalah kekayaan yang perlu disyukuri, tapi di sisi lainnya, melahirkan tantangan besar untuk mengelolanya.
"Tugas kita semua adalah merawatnya demi kemajuan peradaban Indonesia, dengan akal sehat dan hati nurani dalam naungan Pancasila sebagai bintang pemandu dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia," katanya.
- Dari Armada Cheng Ho ke Strategi Trump, Tantangan Hukum dalam Kepemimpinan Global
- Kudus, Jadi Wakil Indonesia Dikancah Internasional
- Diplomat Somalia Kunjungi UMKU Bahas Program Kerja sama Internasional