Srikandi Dibalik Medali Perak dan Perunggu Diraih Tinju Salatiga di Porprov XVI Pati Raya

Srikandi dibalik prestasi perolehan medali perak dan perunggu diraih cabang olahraga (cabor) Tinju Salatiga di ajang Porprov XVI Pati Raya.


Adalah Puspa Aprillia tercatat sebagai Manager Tim Sasana Schreuder Salatiga.

Meski ajang empat tahunan itu telah berakhir, Puspa memberikan sekilas evaluasi dari anak didiknya. Kepada RMOLJateng, Puspa menyebutkan jika target Salatiga meraih medali emas pupus setelah kesempatan 'emas' Nathanael Valent gagal lantaran mengalami kalah karena faktor technical knockout injury (TKO-I).

"Dari lima atlet Tinju yang turun Salatiga di Porprov XVI Pati Raya tahun 2023 ini kita mampu menyumbang medali satu perak dan satu perunggu. Mohon maaf, belum bisa mencapai harapan medali emas," ujar Puspa di Salatiga, Sabtu (12/8).

Sebelumnya, ujar dia, Salatiga berhasil meraih medali perak di kelas 51 kg atas nama Nathanael Valent dan 1 Perunggu di kelas 92 kg atas nama M Fikri. Sedangkan tiga atlet lainnya, kalah di 8 besar.

Puspa Aprillia didampingi pelatih lainnya, dan Revo Rengkung mengakui masih lemahnya program terstruktur dalam jangka panjang.

"Evaluasi ke dalam bagi Cabor Tinju Salatiga memang harus ada program jangka panjang. Selain itu, sasana bisa saling support dan bersatu," terangnya.

Di sisi lain, Pertina juga bisa membina lebih baik lagi. Bukan tanpa alasan ia mengungkapkan hal ini. Pasalnya, lima atlet Porprov lolos di pra seluruhnya latihan di sasana masing-masing sehingga tidak terfokus pada satu titik latihan.

"Kebetulan sasana di Salatiga kebetulan berbeda kualitasnya. Dan ada yang baik, kurang dan pelatih juga sama 

Moga-moga tinju akan lebih baik lagi di Salatiga," imbuhnya.

Pelatih Puspa Aprilia mengatakan, gagalnya Valent berlaga di kelas 51 kg memang diawali kakinya kram di bawa pertama.

"Kakinya tiba-tiba kram. Kalau dikatakan pemanasan kurang, tidak juga. Yang jelas faktor kurang persiapan saja, karena Valent sudah sempat main 2 kali. Jadi mungkin di pertandingan terakhir ini titik lelahnya dia," ungkap Puspa.

Valent sempat terlihat sengit, masih mampu memberikan perlawanan. Namun tiba-tiba, Valent terlihat sempoyongan. Ia pun memilih bersender disudut ring sambil memegangi kaki kirimnya yang terlihat kaku.

Selang beberapa saat, Valent terduduk sambil tetap meringis menahan sakit. Tim media sempat memberikan pertolongan. Namun ditunggu beberapa saat, wasit akhirnya memutuskan Valent tidak dapat melanjutkan pertandingan.

Mengoreksi aksi anak didiknya, Puspa menilai penyebab lain kegagalan Valent juga karena pengelolaan emosional  belum matang. 

"Dengan usianya masih sangat muda, emosionalnya masih perlu terjaga dengan baik. Dan juga gugup. Yang jelas, persiapannya Valent kurang," aku dia.

Disinggung soal teknik, Puspa tidak terlalu melihat itu sebagai penyebab. Mengingat, taktik Valent sudah sangat menguasai ditambah sosoknya yang cerdas.

"Dia kalah karena Tuhan belum berkehendak dan non teknis. Tiba-tiba kram juga kita tidak tahu," imbuhnya.

Sementara, Nathanael Valent terlihat 'down' atas keputusan wasit memenangkan lawannya, di tengah pertandingan baru berjalan babak pertama dalam hitungan detik itu.

Sementara, usai dinyatakan TKO-I Valent mulai menerima fakta jika ditakdirkan berada di posisi kedua.

"Sudah persiapan mateng dan sudah lama ingin main. Malah kalah e 'wagu'. Apalagi ini adalah event pertama saya. Sebelumnya saya cuma ikut Pra Kualifikasi saja," pungkas Valent.

Dengan posisi keduanya, ia mengaku tidak puas dan gagal membawa medali emas untuk Salatiga.

"Sebenernya jelek dan tidak nyangka, cuma finalnya kalahnya kurang puas.

Koreksinya mungkin pengelolaan nervous atau gugup," ucapnya, dengan terus tertunduk lesu. Rekan sejawatnya, peraih medali Perunggu M Fikri cukup senang dengan capaiannya di Porprov XVI Pati Raya 2023 ini.

"Senang tapi masih kurang. Masih kurang latihan, bolong-bolong. Lawan saya juara PON. Ya ini memacu untuk lebih baik lagi," pungkas dia.