Batik Solo Carnival kembali digelar Sabtu (13/7). Dimulai dari Jalan Bhayangkara dan berakhir di Balai Kota Solo. Event tahunan ini sebagai upaya dalam menjaga kearifan budaya Indonesia sejak tahun 2008.
- Wahidin, Pengusaha Kolang-Kaling Banjarnegara Di Tengah Kelangkaan Bahan Baku
- Sambut Festival Megengan, Koreografer Laelatul Qadriyah Bertamu Di NGOPI Dinparta Demak
- Sekda Demak Merawat Komunitas Bonsai Tumbuh Subur Di Demak
Baca Juga
Selain diikuti peserta dari Soloraya, Solo Batik Carnival ini juga diikuti peserta dari Semarang, Tuban, Wonosobo, Grobogan, Madiun dan beberapa daerah lainnya.
Solo Batik Carnival (SBC) ke 15 ini merupakan salah satu agenda event tahunan yang digelar di Kota Solo.
Acara ini menampilkan pagelaran busana dengan pameran kostum unik dan menarik yang menggunakan batik sebagai bahan dasarnya.
Dengan menampilkan kerajinan batik sebagai desain utamanya, acara ini dapat menjadi momen untuk memperkenalkan budaya dan tradisi yang menjadi ciri khas Kota Solo.
Tahun ini Solo Batik Carnival mengusung tema besar Amerta: The Legacy of Mataram Kingdom. Yang memiliki makna abadi atau keabadian, dengan harapan untuk menunjukkan keagungan warisan kerajaan mataram yang senantiasa abadi di Kota Solo.
Motif batik yang digunakan pada kostum batik karnaval adalah motif Pisak Bali. Motif ini memiliki filosofi yang sangat bermakna. Di mana kata Pisak Bali berasal dari bahasa Jawa pisan (lagi) dan bali (kembali) yang jika disatukan berarti selalu kembali atau berulang.
Diharapkan dengan filosofi ini Solo Batik Carnival dapat berkesan dan selalu eksis di hati masyarakat Kota Solo serta peninggalan bersejarah kerajaan Mataram semakin lestari dan abadi sampai kapan pun.
Ketua Yayasan Solo Batik Carnival, Lia Imelda menyebut ada empat defile yang ditampilkan dalam Solo Batik Carnival ke-15. Di antaranya Sekaten, Pracimatuin, Asyura dan Rajamala.
"Ada yang spesial tahun ini yakni Rajamala," paparnya, Sabtu (13/07).
Rajamala itu digambarkan sebagai sosok yang menyeramkan. Namun dalam tampilan di Solo Batik Carnival digambarkan dalam sosok yang bersahabat yang bisa melindungi masyarakat Solo.
Empat defile itu menurut Lia merupakan penggambaran budaya kota Solo dalam bentuk kostum. Untuk Sekaten adalah upacara tradisional yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Defile kedua adalah Pracimatuin, dimana kemegahan Pracimatuin yang dibangun oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII pada sekitar tahun 1920 ditampilkan dalam kostum dengan ciri khas berwarna hijau.
Sedangkan Asyura (Suro) dalam kalender Jawa adalah 1 Muharram yang merupakan malam tahun baru Islam. Ada yang khas dalam malam satu Suro yakni kerbau bule yang ditampilkan kostum yang menjadi trademark bagi defille ini.
Sedangkan kostum Canthik Perahu Rajamala terinspirasi hiasan (canthik) pada haluan perahu Rajamala yang dibuat oleh Putra Mahkota Paku Buwono IV Raden Mas Sugandi (KGPAA Mangkunegara III) pada masa pemerintahan Paku Buwono IV.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo Aryo Widyandoko menambahkan ada ratusan pihak yang terlibat dalam event SBC 2024 ini.
"Tentunya membuat event legendaris Solo seperti semakin menemukan kematangannya,” pungkasnya.
- Wagub Jateng Ingin Ada Tambahan Ekstrakurikuler Keagamaan Di Sekolah
- Tegal Muhammadiyah University Gelar Wisuda I: Mampu Cetak Lulusan Berkualitas
- Gerai Dekranasda Jateng Di Bandara Ahmad Yani Diusulkan Pindah Lokasi