Solichul Huda: Indonesia Butuh Hoax Center

Kesalahan munculnya tampilan grafis quick count Pilpres di Metro TV  pada Rabu (17/4) sore ramai dibicarakan. Ironisnya, kesalahan itu justru digunakan untuk menebar berita bohong adanya kecurangan lembaga survei pada perolehan suara.


Meski pihak Metro Tv telah melajukan klarifikasi, kesalahan grafis quick count tersebut terlanjur menjadi bahan berita bohong.

Beredar video hasil quick count di media sosial yang berisi narasi adanya kecurangan pada lembaga survei. Padahal, jelas hal tersebut hanyalah kesalahan teknis.

Pakar Teknologi Informasi, Dr. Solichul Huda, MKom,  menyebut saat ini penyebaran berita bohong atau hoaks di Indonesia sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan. Masyarakat cenderung malas melakukan pengecekan kebenaran berita namun lebih mudah menerima isi berita yang diterimanya.

Menurutnya, saat ini masyarakat membutuhkan tempat untuk membuktikan  kebenaran berita yang mudah diakses.

"Untuk itu Indonesia butuh Hoax Center, atau pusat berita bohong. Dengan demikian masyarakat akan lebih mudah melakukan pengecekan kebenaran berita," kata Solichul, Kamis (18/4).

Dijelaskannya, Hoax Center tersebut berfungsi untuk menampung semua berita bohong baik dalam bentuk tulisan, foto maupun video. Hoax center dikelola langsung pemerintah dengan melibatkan element baik Kominfo hingga Polri.

Solichul sendiri mengaku sudah pernah mengusulkan pembuatan Hoax Center tersebut sebelum Pemilu 2019 kemarin kepada KPU.

"Di dalam Hoax Center itu isinya orang-orang it semacam cybe army. Tugasnya memburu berita bohong dan mempublikasikannya," imbuhnya.

Dengan demikian, lanjut dia bila masyarakat menerima informasi yang meragukan, bisa langsung melakukan pengecekan di Hoax Center. Apabila berita itu ada di Hoax Center, maka bisa dipastikan berita tersebut bohong.

Untuk saat ini sendiri, Solichul meminta kepada masyarakat untuk tidak malas melakukan identifikasi terhadap berita yang diterimanya. Sebelum adanya Hoax Center, masyarakat bisa melakukan pengecekan melalui media-media mainstream.

Solichul   juga meminta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) lebih berperan dalam menindak hoaks yang muncul setelah Pilpres, terlebih yang berkaitan dengan kejahatan internet atau cyber crime.

Kita kan ada BSSN ya, harusnya pro aktif ada kemunculan banyak hoax. Apalagi ini setelah Pilpres akan semakin banyak dan kalau tidak ditanggulangi bisa memicu people power,"  tandas Solichul.