Istri Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua Umum Penggerak Tim PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh mengajak anak atau remaja putri untuk berani bicara terhadap kasus pelecehan seksual yang marak akhri-akhir ini.
- Kepala LKPP RI Harap Transaksi Produk Lokal Terus Ditingkatkan Tiap Daerah
- Agar Mudik Tidak Terganggu: Pompa Portabel Disiagakan Untuk Antisipasi Banjir di Pantura Kaligawe.
- Jelang HUT Ke-78 Bhayangkara, Polres Wonogiri Gelar Baksos dan Pemberian Beasiswa
Baca Juga
"Harus berani 'speak up', mengungkapkan kebenaran. Yang kedua harus berani berkata tidak," kata Siti Atikoh, di tengah kunjungan kerjanya di Kantor Setda Pemkot Salatiga, Kamis (14/7).
Dia mengungkapkan, dua dasar itu menjadi hal mendasar pencegahan pelecehan seksual.
Pasalnya, kejadian pelecehan seksual sosok pelaku biasanya merasa memiliki kekuatan lebih tinggi dari korban.
"Atau bisa jadi, dia (pelaku) orang yang berpengaruh. Dan biasanya korbannya itu adalah lebih muda," tandasnya.
Kemudian, lanjut Atikoh, dari sisi korban adalah anak atau siswa. Sehingga, sebagai warga semuanya juga harus memiliki kewaspadaan.
Saat ini, lanjut dia, tak kalah penting orang tua bisa memberikan edukasi kepada anak-anak agar berani melakukan perlawanan terhadap kejahatan seksual. Termasuk, menempatkan dan memperhatikan lingkungan anak baik bermain, tempat tinggal atau menempuh pendidikan.
Dia menilai, lingkungan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Diantaranya memberikan pemahaman kepada anak-anak, untuk peka terhadap kejadian-kejadian tertentu baik terhadap diri sendiri atau pun temen-temennya.
Ia juga mengingatkan para orang tua memberikan pemahaman agar orang lain tidak boleh menyentuh atau mengakses bagian depan, begins belakang dan membuka baju.
"Mengakses bagian-bagian itu, sampai kan ke anak atau jika remaja beri pemahaman tidak boleh. Termasuk kenalan-kenalan di Facebook, media sosial lainnya jangan mau-mau. Karena apa yang ada di dunia maya, berbeda dengan faktanya," imbuhnya.