Siswa dan Guru Terpapar Covid-19, SMAN 5 Lockdown Satu Kelas

Virus Covid-19 kali ini memapar beberapa siswa dan guru yang ada di SMAN 5 Semarang. Berawal dari empat orang yang terdiri dari siswa dan guru yang terkonfirmasi cov id-19 pada Minggu malam setelah melalui tes swab, sejak Senin (31/1), kelas 12 IPA 6 diberhentikan pembelajaran tatap muka (PTM) nya untuk sementara waktu dan diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).


Kepala Sekolah SMAN 5 Semarang, Soleh Amin, saat ditemui RMOL Jateng membenarkan jika di sekolahnya terdapat beberapa siswa dan guru yang terpapar Covid-19. Namun Soleh enggan menyebutkan total siswa dan guru yang terpapar setelah dilakukan tracing oleh Puskesmas pada Rabu (2/2) pagi tadi.

"Ya, memang ada yang terpapar, jumlahnya saya belum tahu betul, masih menunggu hasil juga, tapi awalnya dari 4 orang di kelas tersebut, hari ini kami sudah melakukan tracing kepada para siswa dan guru, mereka dipanggil ke sekolah untuk di tracing," kata Soleh, Rabu (2/2).

Soleh mengatakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, jika ada peserta didik maupun tenaga pendidik yang terpapar maka PTM akan dihentikan untuk sementara waktu dan diganti dengan PJJ. Saat menunggu hasil swab keluar, Puskesmas menyarankan untuk melakukan lockdown pada kelas yang terpapar. Hal ini untuk mengantisipasi semakin meluasnya paparan virus jika nanti diketahui terdapat siswa dan guru lagi yang terinfeksi.

"Hasilnya masih menunggu tapi tadi Puskesmas sudah menyarankan agar kelas itu lockdown dan nanti kita akan koordinasikan dengan cabang dinas untuk bagaimana pengambilan kebijakan berikutnya," tuturnya.

Soleh menyebut jika ada kemungkinan selain kelas tersebut harus di lockdown, PTM di SMAN 5 Semarang akan ditutup sementara waktu selama 5 hari. Namun hal tersebut masih menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. 

Nantinya SMAN 5 akan kembali menerapkan PTM sebanyak 50 persen dengan 6 jam pelajaran. Padahal satu minggu yang lalu SMAN 5 sudah menerapkan PTM 100 persen kapasitas murid.

"Kami baru seminggu adakan PTM 100 persen, maka sekarang kami kembalikan lagi ke kondisi semula yakni mulai hari ini sudah 50 persen lagi yang masuk kelas dan pelajaran kita sesuai ketentuan yakni 6 jam pelajaran," jelasnya.

Upaya yang dilakukan dari pihak sekolah setelah mengetahui ada siswa dan guru yang terpapar, pada Selasa (1/2) kemarin pihak sekolah melakukan penyemprotan desinfektan dan fogging secara mandiri pada kelas yang terpapar. Namun untuk keamanan semua siswa dan guru, Soleh menyampaikan jika pihaknya meminta bantuan BPBD Kota Semarang untuk melakukan penyemprotan kembali pada hari ini untuk semua titik di dalam sekolah, mulai dari ruang kelas, ruang guru,hingga laboratorium.

"Kemarin kami secara mandiri sudah melakukan penyemprotan desinfektan dan fogging oleh tenaga kebersihan kita, dan hari ini karena kami khawatir maka kami meminta bantuan BPBD Kota Semarang untuk bisa melakukan penyemprotan desinfektan di seluruh wilayah sekolah," ungkapnya.

Soleh menyebut, mereka yang terpapar dalam kondisi baik dan terpantau tanpa gejala. Saat ini siswa dan guru yang terpapar tengah menjalani isolasi mandiri. Disinggung tentang siswa dan guru dari kelas lain yang kemungkinan terinfeksi, Soleh menyebut hanya di kelas 12 IPA 6 saja yang terinfeksi. Sehingga siswa lain masih bisa melanjutkan PTM.

"Senin pagi kita tindak lanjuti dengan menghentikan PTM di kelas tersebut, dari hasil tracking yang dilakukan memang kelas lain tidak terpapar yang terpapar hanya kelas itu yakni 12 IPA 6. Kondisinya tanpa gejala, jadi kelihatan sehat dan bugar tapi ketika dilakukan tes memang positif," pungkasnya.