Simulasi Pencoblosan Pilpres Hanya Tampilkan Dua Kolom, FX Rudy Minta Diulang

Simulasi Pilpres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo yang hanya menampilkan 2 kolom menjadi polemik di kota Solo.


Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo meminta KPU untuk mengulang simulasi tersebut. Pasalnya pilpres 2024 diikuti oleh 3 kandidat.

Namun saat simulasi berlangsung, surat suara Pilpres hanya menampilkan dua Paslon Capres-Cawapres. Seharusnya harus  sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Karena untuk partai juga digambarkan lengkap sebanyak 24 partai. 

"Harusnya sesuai dengan kondisi yang ada. Calon ada 3, mas Anis- Cak Imin, pak Prabowo-Mas Gibran, ada Ganjar dan pak Mahfud. Ya harusnya ada 3 noh.  Wong yang partai 24 aja komplet lho," papar Rudy, Senin (8/1). 

Seharusnya hal seperti itu tidak semestinya terjadi. Apapun alibinya, KPU kota/kabupaten harus protes lebih dahulu ke pusat. Mau dengan dalih apapun KPU kota/kabupaten harus protes lebih dulu bukan yang menerima surat suara. 

"Karena surat perintah untuk mensosialisasikan hanya dua calon harus  berani menolak," lanjut Rudy. 

Menurutnya KPU menjadi komisioner yang independen, tanpa harus menunggu ada protes. Segera melapor ke KPU Pusat bahwa sosialisasi dengan 2 kolom jelas tidak benar. 

"Jadi harus diulang dan KPU harus minta maaf. La wong bikin surat perintah salah kok enak-enak saja. Ini (terjadi) di seluruh Indonesia lho," pungkasnya.