Sikapi Anak Bermasalah, Kedepankan Pendekatan Humanis

Para guru BK nampak serius mengikuti pelatihan pencegahan kasus bullying di lingkungan sekolah.
Para guru BK nampak serius mengikuti pelatihan pencegahan kasus bullying di lingkungan sekolah.

Wali Kota Magelang, Muchamad Nur Aziz minta, para guru pengampu Bimbingan Konseling (BK) jangan mudah menghakimi siswa dengan kalimat: "kamu bodoh".


"Orang dengan IQ tinggi jangan dianggap paling hebat. Tapi bagaimana guru (yang menghadapi) anak IQ lebih rendah bisa mengembangkan potensi yang lain," kata Nur Aziz, di depan para guru BK peserta pelatihan pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah, di Aula DPMP4KB, Rabu (18/10).

Dalam menghadapi anak bermasalah, Nur Aziz mengajak para guru BK untuk mengedepankan pendekatan humanis. Karena sejak dulu stigma BK adalah menakutkan karena menangani siswa bermasalah. 

Terkait itu, Nur Aziz ingin, para guru BK mampu merubah stigma menakutkan menjadi menyenangkan dan nyaman. Lebih penting adalah proses bagaimana mengubah siswa bermasalah menjadi lebih baik.

Dia mengingatkan, semua orang, termasuk siswa adalah pemenang dan masing-masing memiliki potensi. "Jadi tidak ada kesan anak "bawah" anak "atas". Semua sama. Hanya bagaimana mengembangkan potensi anak-anak itu," ujarnya, dalam acara yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang.

Kepala DPMP4KB Kota Magelang, Nasrodin, mengatakan, pelatihan dan sinkronisi kapasitas SDM guru BK itu dilatarbelakangi oleh maraknya kasus bullying serta kasus lain seperti kekerasan dan peredaran narkoba di sekolah.

Adapun pesertanya adalah para guru BK dan sumber daya lembaga penyedia layanan anak yang memerlukan perlindunga khusus di Kota Magelang.

"Pelatihan menyangkut manajemen nanti bagaimana menangani kasus-kasus di sekolah. Harapannya, melalui pelatihan ini kita mempunyai frame, pemahaman dan standar yang sama ketika menangani persoalan yang muncul di sekolah," kata Nasrodin.