Kisruh potongan gaji karyawan untuk Tapera adalah Tabungan perumahan Rakyat mendapat tanggapan dari serikat buruh di Kabupaten Batang. Ketua Pengurus Cabang Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM-SPSI) Kabupaten Batang Sucipto Adi, tegas menolak Tapera.
- Pembangunan Rumah Elit Semarang
- Polemik Tapera: Antara Kekhawatiran Pekerja Swasta Dan Kehati-hatian Pemerintah Demak
Baca Juga
"Saya kurang setuju karena pemotongan pekerja sudah banyak," katanya saat dihubungi, Kamis (30/5) malam.
Ia menyebut saat ini potongan buruh khususnya sudah banyak mulai dari dari Bpjs ketenagakerjaan dengan potongan untuk JHT 2%, Jaminan pensiun 1% ,Kesehatan 2% dan kalau ada Tapera 2,5 %/ Totalnya jadi 7,% , sedangkan upah belum mencapai KHL.
Sucipto menganggap bahwa aturan itu terlalu dipaksakan. Jika memang sebagai tabungan, pemberi kerja harus sama 2,5%,.
"Kalau bisa lebih ,itu namanya keadilan sosial bagi seluruh Indonesia," ucapnya.
Seorang pekerja kontrak di Batang, Laras (24) pun beranggapan potongan Tapera memberatkan. Apalagi jika kabar baru bisa dicairkan saat pensiun menurutnya tidak masuk akal.
"Gak worth it, apalagi kebutuhan manusia kan makin melejit. Lain halnya kalau dipotong 3 persen tapi otomatis dapat rumah lebih masuk akal. Kalau nunggu pensiun ya memberatkan. Terus selama menunggu pensiun ngontrak gitu? ngekos? mending potongannya buat bayar kos atau kontrakan," ucapnya.
- Pj Bupati Batang Kritik Pendapatan Parkir di Tengah Pelantikan Pejabat Eselon 2
- Apresiasi Bank Indonesia Tegal dan Kementrian: Pemkab Batang Tingkatkan IETPD hingga 28,45
- Marak Tawuran Gengster, Kadisdikbud Batang Minta Anak Bermasalah Hukum Tetap Lanjutkan Sekolah