Ada yang menarik dalam kampanye akbar pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Koto Solo, Sabtu (10/2). Sebuah seni sendratari ditampilkan sebagai bagian dari acara bertajuk 'Hajatan Rakyat' itu.
- Komunitas Tionghoa Prihatin Bongpay Dialihfungsikan
- Festival Wangi Pradesa Puncaki Hari Jadi ke 701 Kota Pati, Begini Kemeriahanya
- Ini Ruas Jalan yang Ditutup Selama Karnaval Budaya Grebeg Sudiro
Baca Juga
Seni pertunjukan wayang sendiri memang selalu kental dengan sindiran halus rakyat terhadap penguasa. Pun begitu dengan sendratari yang dimainkan para seniman dan budayawan teras Jawa Tengah ini.
Dalam lakonnya, seni itu menceritakan kisah Wisanggeni dan Semar Badranaya melawan Betari Durga dan anaknya, Dewa Srani.
"Jadi Betari Durga itu orang yang sangat berambisi untuk menjadikan putranya sebagai penguasa jagat raya. Apapun dilakukan. Aturan, tatanan, ditabrak kabeh (semua) demi anaknya menjadi penguasa jagat," kata sutradara seni wayang tersebut, Agung Kusumo Widagdo.
Kisah yang dinarasikan oleh ST Wiyono itu cukup sukses dan mendapat apresiasi dari khalayak yang hadir.
Terlebih dalam ceritanya, ambisi Betari Durga dan Dewa Srani juga ingin merebut Dewi Dresnala, ibu dari Wisanggeni, menimbulkan kekacauan di alam semesta hingga akhirnya Semar dan Wisanggeni menghadapi ibu anak itu.
"Ternyata dia harus berhadapan dengan Wisanggeni dan Badranaya yang lahir dari rakyat," bebernya lagi.
Namun sayang, Blacius Subono, pelakon Semar Badrayana dalam pertunjukan itu, harus mangkat. Ia meninggal dunia dipenghujung acara setelah sebelumnya bersalaman dengan Ganjar dan Mahfud. Sebuah pertanda?.
Yang pasti, tokoh Semar yang dilakonkan oleh Blacius Subono merupakan penampilan terakhirnya.
Sementara itu, informasi pemakaman empu ISI Surakarta akan dilaksanakan pada Minggu (11/2), setelah sebelumnya jenazah Blacius Subono akan disemayamkan di Pendopo ISI Surakarta sebelum dikebumikan, sebagai penghormatan terakhir.
- Tradisi Pawai Obor 10 Muharam Jadi Agenda Rutin Pemuda Luweng Lor Purworejo
- Pati Rayakan Imlek Dengan Meriah
- Pencinta Sejarah Gerah, Inisiasi Pembongkaran Makam Habib Fiktif Di Pati