Sekolah Tatap Muka di Solo Jalan Terus

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengijinkan sekolah dengan kasus Covid-19 nol bisa beraktivitas sesuai protokol kesehatan.


Hal ini menyusul buntut penemuan kasus lebih dari 28 siswa terpapar Covid-19 meliputi SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Islam 1 Jamsaren dan SD Semanggi Lor. 

Wali Kota Gibran berpesan kepada wali murid agar tidak khawatir. Pemkot langsung melakukan testing, tracing termasuk guru, orangtua murid. 

"Kita lakukan testing, tracing termasuk pada guri juga orangtua murid. Kita juga koordinasikan dengan daerah asal. Sekolah-sekolah lain yang tidak terpapar silahkan PTM terus,” jelas Gibran, Selasa (18/10). 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan, penularan yang dialami oleh para siswa kemungkinan terjadi di luar sekolah. Penularan tersebut bisa saja terjadi di rumah dan lingkungan tempat tinggal.

"Kita akan terus melakukan testing, tracing, dan treatment sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan. Makanya, penerapan protokol kesehatan yang ketat jangan sampai lengah. Kalau prokes dijalankan benar-benar maka bisa melindungi 97 persen ditambah jaga jarak dan rajin cuci tangan,” jelas Siti.

Pengamat pendidikan, Jamal Wiwoho sampaikan, pembelajaran tatap muka untuk anak-anak usia sekolah dasar yang belum divaksin beresiko tinggi.  

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini menambahkan, pelaksanaan perkuliahan tatap muka (PTM)  di perguruan tinggi tersebut mewajibkan seluruh mahasiswa sudah divaksin. 

"Jadi kalau terkait penutupan PTM karena ada klaster SD, hal itu masalah  berbeda. Ya itu muridnya belum bisa divaksin. Untuk PTM di UNS syarat wajib mengikuti PTM harus vaksin agar tidak muncul klaster PTM di kampus," pungkas Prof. Jamal.