Sejumlah jurnalis terkenal Rusia menyatakan diri berhenti dari pekerjaannya sebagai bentuk protes atas invasi negara itu ke tetangganya Ukraina.
- Perwakilan Indonesia Serang Balik Vanuatu
- Pengkhutbah Salat Jumat Diapit Pasukan Bersenjata Taliban
- Indonesia Kecam Serangan Militer Rusia ke Ukraina
Baca Juga
Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, salah satu yang mengumumkan pengunduran diri adalah resenter NTV Lilia Gildeyeva, di mana dia mengatakan pada Selasa (15/3) bahwa dia keluar dari pekerjaannya dan memutuskan untuk meninggalkan negaranya.
Gildeyeva mengatakan keputusannya mengajukan pengunduran dirinya datang seteah dia meninggalkan Rusia dengan alasan takut tidak akan diizinkan untuk pergi.
"Saya meninggalkan (Rusia) terlebih dahulu karena saya takut mereka tidak akan membiarkan saya pergi begitu saja, lalu saya mengajukan pengunduran diri saya,” katanya dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari AFP.
Jurnalis lainnya yang mengundurkan diri adalah Pemimpin Redaksi Russia Today (RT), Maria Baronova. Selain Baronova , wartawan asing yang bekerja untuk RT juga telah mengundurkan diri sebagai protes, termasuk koresponden London Shadia Edwards-Dashti, presenter Prancis Frederic Tadde dan Jonny Tickle yang berbasis di Moskow.
Sementara itu, pembawa acara talk show Ivan Urgant juga menyatakan mundur dari acaranya setelah memposting pesan anti-perang di Instagram.
Setelah tidak tayang di hari-hari berikutnya, dia memposting pesan lain yang berbunyi: "Jangan panik. Mereka membiarkan saya pergi berlibur tetapi saya akan mengambilnya dan segera kembali."
Hampir semua media Rusia dikelola negara dan dikontrol ketat oleh Kremlin .Sebuah stasiun radio independen dan studio televisi sama-sama ditiadakan setelah invasi di Ukraina.
Sebuah undang-undang baru di Rusia menempatkan hukuman penjara 15 tahun pada siapa saja yang bertentangan dengan narasi resmi tentang invasi di Ukraina, yang digambarkan di Rusia sebagai "operasi militer" dan sebagian besar liputan berfokus pada separatis di timur Ukraina.
- Malaysia Masuki Fase Endemik Mulai 1 April
- AS Dinilai Gagal Atasi Pandemi dan Jadikan Beijing Kambing Hitam
- Paus Fransiskus Sebut Informasi yang Salah tentang Vaksin Covid Melanggar Hak Asasi Manusia