Sejumlah embung di Kabupaten Grobogan kering akibat cuaca panas menerpa.
"Beberapa embung memang ada yang mengering karena airnya sudah dimanfaatkan para petani untuk menyiram tanaman mereka," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Sunanto, Selasa (29/8).
Meski begitu, hal itu tak menyebabkan gagalnya panen karena rata-rata tanaman saat ini sudah memiliki cukup umur.
Selain itu, jenis pertanian di Grobogan beraneka ragam, sebagian memerlukan air cukup tinggi namun sebagian tidak banyak memerlukan air. Seperti halnya tanaman tembakau dan kacang.
Menurutnya, dampak kekeringan yang dirasakan masyarakat saat ini malah kurangnya pasokan air bersih untuk digunakan sehari-hari.
Dia melanjutkan, embung kering terjadi karena metode pengambilan air menggunakan mesin sedot dan dialirkan di sawah.
"Para petani Grobogan dikenal dengan petani tangguh, mereka mampu mensiasati dampak kekeringan dengan menyediakan sumur di tiap sawah. Air itu kemudian digunakan untuk menyiram tanaman dengan pupuk," jelasnya.
Dari data kekeringan di lima kecamatan di Kabupaten Grobogan, yakni Pulokulon, Toroh, Geyer, Kradenan, Gabus, tidak ada penurunan hasil panen.
"Berdasar data lapangan se-Kabupaten Grobogan tidak ada puso akibat kekeringan tersebut, dan sudah kami sampaikan ke Gubernur," pungkasnya.