SDIT dan SMP IT Izzatul Islam Gelar Salat Ghoib Bentuk Dukungan ke Palestina

Ratusan Siswa Dan Guru Dari Dua Sekolah Islam, Yaitu SDIT Dan SMP IT Izzatul Islam Getasan, Kabupaten Semarang Menggelar Aksi Simpatik Peduli Palestina. Erna Yunus B/RMOLJawaTengah
Ratusan Siswa Dan Guru Dari Dua Sekolah Islam, Yaitu SDIT Dan SMP IT Izzatul Islam Getasan, Kabupaten Semarang Menggelar Aksi Simpatik Peduli Palestina. Erna Yunus B/RMOLJawaTengah

Ratusan siswa dan guru dari dua sekolah islam, yaitu SDIT dan SMP IT Izzatul Islam Getasan, Kabupaten Semarang menggelar aksi simpatik peduli Palestina.


Kegiatan diawali shalat ghaib secara berjamaah mendoakan para syuhada yang telah gugur berkat kekejaman Israel.

Kemudian secara bergantian para pimpinan lembaga menyampaikan orasi di hadapan ratusan peserta.

Kegiatan dipusatkan di Lapangan SMP IT Izzatul Islam itu, poster dan bendera yang dicetak berisikan kutukan keras genosida yang dilakukan oleh Israel.

Mengenakan pakai serba putih, para siswa juga memberikan dukungan moril kepada warga Palestina.

Pimpinan Pesantren Tahfidzul Quran Izzatul Islam, Muniroh, dalam orasinya menyampaikan tentang aksi genosida terkini yang dilakukan oleh Israel.

Di mana Israel menyerang dan membakar tenda-tenda para pengungsi di Rafah. Tidak sedikit anak-anak dan perempuan menjadi korban. Hal itulah, salah satunya yang mendasari dilakukannya aksi simpatik pada kesempatan ini.

"Hingga hari ini, sudah tidak terhitung berapa banyaknya warga Palestina yang syahid dan terusir dari negaranya sendiri," kata Muniroh, Sabtu (01/06).

Yang terbaru, ungkap dia, anak-anak dan perempuan terbakar serta hancur dihujani rudal oleh Israel.

Sebagai manusia ia mengajak tidak boleh diam. Apa yang dilakukan Israel merupakan genosida apalagi ingin melenyapkan kehidupan manusia di muka bumi ini.

"Maka pagi ini kita berkumpul untuk memberikan dukungan dan menunjukkan kepada dunia bahwa anak Indonesia juga peduli Palestina," teriak Muniroh.

Kepala SDIT Izzatul Islam, Ahmad Burhanuddin yang mendapatkan kesempatan kedua dalam orasinya menyampaikan tentang keutamaan negara Palestina. Ia menyebutkan, Palestina ada masjid yang diberkahi oleh Allah, bahkan menjadi kiblat pertama ummat muslim, yaitu Masjid Al-Aqsha.

"Di Palestina ada masjid yang diberkahi, yaitu Masjid Al-Aqsha. Masjid ini merupakan kiblat pertama ummat muslim. Maka kita harus ikut menyuarakan dan turut serta menjaga masjid tersebut," ajak Ahmah Burhanuddin.

Kepala SMP IT Izzatul Islam, Sujito Arif Ariyanto mengajak para peserta untuk menyuarakan dengan lantang dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Derita yang dirasakan oleh warga Palestina diharapkan juga menjadi keprihatinan seluruh anak-anak Indonesia. Anak-anak Palestina tidak lagi bisa bersekolah untuk belajar di sekolah karena sekolah mereka sudah hancur.

Kegiatan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Darpaji. Selain itu nasyid Palestina Tercinta dari Shoutul Harokah juga dilantunkan bersama.