Satpol PP Bongkar Lapak Pedagang Ternak Terpapar PMK

Satpol PP Kota Semarang merobohkan satu lapak pedagang hewan kurban yang ada di daerah Trangkil, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati karena saat dilakukan sidak pada Kamis (30/6) kemarin diketahui empat ekor sapi di lapak tersebut terpapar virus penyakit mulut dan kuku (PMK).


Pada saat sidak, Kasatpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto meminta agar sapi yang terpapar PMK untuk segera dikembalikan ke daerah asal dimana pedagang tersebut mengambil ternak tersebut. Pasalnya kondisi empat sapi tersebut sudah cukup parah sesuai dengan keterangan pemeriksaan dari Dokter Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kota Semarang.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan pembongkaran lapak memang menindaklanjuti hasil sidak yang dilakukan pada Kamis kemarin. Ia mengatakan jika lapak tidak dibongkar dan di sterilisasi akan berakibat pada meluasnya jangkitan PMK ke ternak di lapak sebelahnya.

"Sapi yang ekna PMK harus dikembalikan ketempat asalnya, dan ini lapak kami bongkar agar tidak menyebar virusnya," Kata Fajar, Jumat (1/7).

Ia mengatakan lokasi bekas pedagang ternak yang terpapar PMK memang harus dirobohkan agar tidak dimanfaatkan lagi untuk tempat transaksi jual beli paling tidak sampai masa inkubasi virus selesai atau 14 hari. Nantinya pedagang boleh menggunakan lapak tersebut kembali setelah dilakukan desinfektan dan juga mendapat rekomendasi dari Dispertan.

"Kalau sekarang mau jualan ya cari tempat lain dulu, kalau mau pakai disitu lagi ya harus ada rekomendasi dari Dispertan dan juga sudah disterilisasi," jelasnya.

Selain itu, Fajar meminta agar semua pedagang hewan ternak bisa mematuhi aturan yang sudah disusun melalui surat edaran Walikota tentang harus adanya surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) bagi setiap ternak yang akan dijual.

"Hewan kurban yang dijual di Semarang harus ada SKKH nya, saya tidak mau tahu, jangan sampai Semarang namanya jelek ketika masih ada pedagang yang menjual hewan kurban tanpa SKKH apalagi ketahuan kena PMK," tegasnya.

Pemilik lapak yang dirobohkan, Agus mengaku keberatan ketika lapak miliknya harus dibongkar. Padahal dirinya sudah menepati instruksi sebelumnya untuk mengembalikan sapi yang terpapar PMK ke tempat asal.

"Ini sapi sudah saya kembalikan tapi kok lapak saya masih di bongkar, saya jelas keberatan tapi ya mau gimana lagi," keluhnya.