Sambut Imlek, Warga Tionghoa Pekalongan Bersihkan 100 Kimsin Klenteng Po An Thian

Warga tengah membersihkan Klenteng PO An Thian, Kota Pekalongan, Minggu (4/2). Bakti Buwono/Dok.RMOLJateng
Warga tengah membersihkan Klenteng PO An Thian, Kota Pekalongan, Minggu (4/2). Bakti Buwono/Dok.RMOLJateng

Tidak seperti biasanya, Tempat Ibadah Tri Dharma Klenteng Po An Thian Pekalongan tampak lebih ramai dan riuh pada Minggu (4/2).


Hari ini para umat dan pengurus klenteng mengadakan gotong royong untuk membersihkan altar dan arca/kimsin dari para dewa atau Para Sin Beng. 

Ada sekitar 100 kimsin/arca yang harus dibersihkan dengan hati-hati dan penuh hormat.

“Kegiatan ini memang rutin kami lakukan setiap tahun menjelang Imlek. Kami ingin membersihkan altar dari Para Dewa dan Dewi, agar mereka memberkati kami dengan sinar terang dan kebaikan di tahun yang baru,” ujar Wisnu Budiarto, Humas dari Klenteng Po An Thian Pekalongan.

Gotong royong diikuti sekitar 30 orang, mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak-bapak, hingga para senior. Mereka semua bersemangat dan kompak dalam bekerja. 

Selain itu, mereka juga menjalani vegetarian sebagai bentuk membersihkan diri dari hal-hal yang kotor dan negatif.

Wisnu mengatakan bahwa gotong royong ini juga memiliki makna simbolis.

“Ini adalah cara kami untuk menyucikan diri sebelum memasuki Tahun Baru Imlek. Kami berharap, dengan membersihkan altar dan arca dari Para Dewa Dewi, kami juga bisa membersihkan dan mencuci hati kami dari segala dosa dan kesalahan,” katanya.

Gotong royong ini berlangsung dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Ada tiga ruang altar yang menjadi fokus utama, yaitu ruang altar utama, ruang altar samping, dan ruang altar belakang.

Setiap ruang altar memiliki kimsin/arca yang berbeda-beda, sesuai dengan fungsi dan kepercayaan masing-masing.

Setelah selesai bergotong royong, para umat dan pengurus bersama-sama melakukan sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Para Dewa dan Dewi. 

Mereka berdoa agar acara gotong royong ini bisa membawa berkah dan kebaikan bagi mereka. Mereka juga berharap, di tahun yang baru ini, mereka bisa hidup dengan damai, saling memaafkan, dan penuh kebahagiaan.

Klenteng Po An Thian Pekalongan adalah salah satu klenteng tertua dan terbesar di Pekalongan. 

Klenteng ini didirikan pada tahun 1882 dan masih mempertahankan bangunan aslinya hingga kini. 

Klenteng ini juga merupakan tempat ibadah umat Tridharma (Buddha, Khonghucu, dan Tao), yang menghormati Dewa Perdagangan Y.M. Tek Hay Cin Jin dan Dewa Pertanian & Pengobatan Y.M. Sin Long Tay Tee sebagai dewa utama. 

Selain itu, klenteng ini juga memiliki 14 altar persembahyangan, salah satunya adalah altar khusus untuk Thian, Tuhan Yang Maha Esa. Klenteng ini juga menjadi pusat keagamaan dan kebudayaan, khususnya budaya Tionghoa Peranakan yang telah melebur dengan budaya lokal.