Sambut Gagasan Irwan Hidayat, Warga Tionghoa Semarang Siap Menata Kawasan Pecinan Jadi Chinatown

Irwan Hidayat,  saat memberikan sambutan dalam acara  “Kongkow Bareng Irwan Hidayat dengan Warga Pecinan” di Agrowisata Sido Muncul, Selasa (24/10).
Irwan Hidayat, saat memberikan sambutan dalam acara “Kongkow Bareng Irwan Hidayat dengan Warga Pecinan” di Agrowisata Sido Muncul, Selasa (24/10).

Warga keturunan Tionghoa Semarang menyambut antusias gagasan bos jamu Sido Muncul Irwan Hidayat, yang mengusulkan penataan kawasan Pecinan Semarang menjadi destinasi wisata di ibukota Jateng. Mereka mendukung dan siap menata kawasan tersebut menjadi Chinatown, seperti di luar negeri.


‘’Kami sangat menyambut baik gagasan Pak Irwan. Ini usulan dan gagasan yang luar biasa. Kawasan Pecinan Semarang masuk dalam satu kelurahan, yakni Kelurahan Kranggan. Tersebar di 5 RW, yang semua rumahnya masih mempertahankan tradisi rumah khas Tionghoa, minimal dari atap rumahnya,’’ ungkap Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kranggan Markus Djulipurwanto, saat berkunjung bersama 150 warga Pecinan Semarang, ke Pabrik Sido Muncul, Bergas, Kabupaten Semarang, Selasa (24/10).

Markus mengatakan, untuk menata kawasan Pecinan, akan dimulai dari membersihkan kawasan dari sampah. Pasar Gang Baru mulai ditata, lapak-lapak milik pedagang akan ditata sedemikian rupa agar bersih dan rapi. 

‘’Selain bentuk bangunan yang masih bercirikan rumah Tionghoa, di Kelurahan Kranggan juga ada 5 klenteng yang herritage, dan ditambah lagi klenteng yang ada di kelurahan tetangga, yakni Gabahan dan Kauman. Semuanya akan bersiap untuk ditata dan dipersiapkan untuk mendukung konsep Chinatown tersebut,’’ papar Markus.

Ketua LPMK Kranggan Semarang, Markus Djulipurwanto

Dijelaskan, klenteng-klenteng yang ada di Kawasan Pecinan memiliki dua event setiap tahun, yakni saat musim semi (Imlek) dan musim gugur, yang baru saja digelar pada September lalu. ‘’Dalam dua event tahunan itu, setiap klenteng pasti menggelar festival. Festival ini pasti akan kami angkat menjadi potensi wisata yang menarik untuk menyedot wisatawan,’’ tegasnya.

Selama ini, diaukui Markus, penataan kawasan Pecinan belum dilakukan secara maksimal. Kawasan itu terkesan kumuh dan tidak dirawat. Para pemilik rumah pun terkesan apatis dan cuek, untuk membenahi kawasan tersebut. Ada pula, bangunan yang dibiarkan kosong bertahun-tahun dan ditinggalkan penghuninya.

“Makanya, kami sangat mendukung dan menyambut baik gagasan Pak Irwan. Kami akan melakukan edukasi kepada warga. Sejauh ini warga sangat antusias apa yang menjadi gagasan Pak Irwan,” ujar Markus.

Ketua Umum Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang, Budi Santoso, sangat mendukung gagasan Irwan Hidayat tersebut. 

Hampir di semua negara di dunia, ada wilayah yang disebut Chinatown, yang menjadi ikon wisata. Maka, gagasan Pak Irwan Hidayat untuk menjadikan kawasan Pecinan Semarang jadi Chinatown, sangat saya dukung,’’ tegas tokoh masyarakat Semarang ini. 

Ketua Umum DP2K Semarang, Budi Santoso.

Menurut Budi Santoso, kunci utama untuk menjadikan Kawasan Pecinan menjadi Chinatown adalah menjaga kebersihan.  Setelah itu,  simbol-simbol yang menjadi ikon Chinatown seperti bangunan, lampion dll, juga harus dimunculkan.

Kepada para warga Kawasan Pecinan Semarang, Irwan Hidayat, mengajak untuk menjaga kebersihan dan menata kawasan tersebut menjadi destinasi wisata. Kawasan Pecinan Semarang, kata Irwan, merupakan lokomotif wisata kedua, setelah Kawasan Kota Lama Semarang.

“Membangun Pecinan menjadi lokomotif wisata kedua ini lebih mudah daripada waktu membangun Kota Lama. Jika Kota Lama butuh revitalisasi,  sementara Pecinan ada penghuninya, jadi lebih mudah dan lebih murah,” ujar Irwan Hidayat, dalam acara yang diberi tajuk  “Kongkow Bareng Irwan Hidayat dengan Warga Pecinan” di Agrowisata Sido Muncul. 

 “Warga hanya butuh membersihkan supaya tidak kumuh, karena dengan tempat yang bersih dapat menarik wisatawan. Selain itu warga hanya butuh memberikan simbol-simbol Cina misal setiap rumah, warga memasang Lampion, toko-toko menggunakan huruf Kanji dan cat rumah berwarna merah, seperti Chinatown, sesimpel itu,” tandas Irwan.