Langkah Rusia untuk menarik diri dari Pulau Ular di Laut Hitam telah diklaim sebagai kemenangan bagi Ukraina.
- AS Nilai Putin Sebagai Preman Pengganggu Ketertiban dan Hancurkan Demokrasi
- Perusahaan Startup AS Siap Tampung 20.000 Pengungsi Afghanistan
- Keberadaan Presiden Afghanistan Masih Misteri
Baca Juga
Rusia mengatakan pihaknya telah menarik diri dari Pulau Ular sebagai bentuk gestur baik karena tidak ingin menghalangi upaya PBB untuk mengatur koridor ekspor pangan dari Ukraina, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
“Untuk mengatur koridor gandum kemanusiaan sebagai bagian dari implementasi kesepakatan bersama yang dicapai dengan partisipasi PBB , Federasi Rusia memutuskan untuk meninggalkan posisinya di Pulau Zmiinyi,” kata kementerian pertahanan Rusia.
Sementara itu, militer Ukraina pada Kamis (30/6) mengklaim pihaknya telah memaksa Rusia untuk melarikan diri dengan dua speedboat kecil, menyusul rentetan serangan artileri dan rudal dari Ukraina.
"Kemenangan Ukraina akan melemahkan rencana apa pun yang mungkin dimiliki Rusia untuk serangan darat di masa depan di bentangan garis pantai itu," kata para pejabat Ukraina, seperti dikutip The Guardian.
Komandan angkatan bersenjata Ukraina, Valeriy Zaluzhnyi mengatakan howitzer Bohdana buatan Ukraina telah memainkan peran penting dalam mengarahkan pasukan Rusia dari Pulau Ular.
- Jamaah Haji Ilegal, 116 WNI Ditangkap Petugas Arab Saudi
- Hometown ChaChaCha' TvN Merilis Poster Karakter Shin Min Ah, Kim Seon Ho, & Lee Sang Yi
- Dua Kasus Pertama Covid-19 Varian Delta Plus Terkonfirmasi Di Korea Selatan